Gregoria Mariska Tunjung Raih Medali Perunggu di Olimpiade Paris 2024: Bukti Perjuangan dan Ketangguhan

Minggu 04-08-2024,22:44 WIB
Reporter : Eneng Suryani
Editor : Eneng Suryani

RADAR JABAR - Situasi unik terjadi di ajang Olimpiade Paris 2024, di mana Gregoria Mariska Tunjung berhasil membawa pulang medali perunggu dari pertandingan yang tidak berlangsung sesuai rencana. Namun, jika menelusuri perjalanan Gregoria hingga babak semifinal tunggal putri bulutangkis, prestasi tersebut sangat layak diraih oleh atlet muda Indonesia ini.

Pada semifinal yang digelar di Adidas Arena, Paris, Gregoria berhadapan dengan An Se-young dari Korea Selatan, yang merupakan juara dunia dan peringkat satu dunia. Gregoria memberikan perlawanan sengit sebelum akhirnya kalah dengan skor 21-11, 13-21, dan 16-21. Pertandingan ini membuktikan kualitas dan daya juang Gregoria yang pantang menyerah.

Gregoria seharusnya melanjutkan perjuangannya untuk memperebutkan medali perunggu melawan He Bingjiao atau Carolina Marin. Namun, pertandingan semifinal lainnya antara He dan Marin berakhir tragis. Marin, yang memimpin gim pertama 21-14 dan sedang unggul 10-8 di gim kedua, terpaksa mundur karena cedera serius.

Ketika berusaha mengembalikan bola, Marin mengalami cedera yang memaksanya untuk menghentikan pertandingan.

Meski sempat melanjutkan permainan selama dua servis, ia tidak mampu melanjutkan karena rasa sakit yang tak tertahankan. Akibatnya, He Bingjiao maju ke final menghadapi An Se-young, sementara Gregoria mendapatkan medali perunggu tanpa bertanding di laga perebutan medali tersebut.

 

BACA JUGA:Gregoria Mariska Tunjung Jaga Harapan Indonesia Menuju Perempat Final Olimpiade Paris 2024

 

Badan bulu tangkis Eropa (Badminton Europe) dan badan bulu tangkis dunia (BWF) mengonfirmasi bahwa Marin tidak bisa melanjutkan perjuangannya di Olimpiade Paris. Dengan demikian, pertandingan perebutan medali perunggu ditiadakan, dan Gregoria otomatis mendapatkan medali perunggu. Ini merupakan medali pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

Kita harus mengakui perjuangan Carolina Marin, namun tidak bisa diabaikan bahwa Gregoria layak mendapatkan penghargaan tinggi atas usahanya. Pemain berusia 24 tahun yang lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, ini telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Gregoria menunjukkan ketangguhan dan mental juara yang luar biasa. Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mencapai babak medali setelah rekan-rekannya gugur lebih awal, adalah beban yang sangat berat. Namun, Gregoria mampu memikul beban ini dengan baik, menjaga gengsi bulu tangkis Indonesia, dan mempertahankan tradisi medali Olimpiade sejak 1992.

Mental bertanding yang hebat, teknik yang mumpuni, serta kekuatan fisik yang teruji, membuat Gregoria mampu melangkah jauh. Kemenangannya atas Ratchanok Intanon di perempat final adalah bukti nyata bahwa ia memiliki potensi besar. Dalam 9 pertemuan sebelumnya, Gregoria hanya sekali menang melawan Intanon, namun di Olimpiade Paris 2024, ia mampu mengalahkan lawannya tersebut dengan percaya diri.

Di semifinal melawan An Se-young, Gregoria menunjukkan performa yang luar biasa, meski akhirnya harus mengakui keunggulan lawannya. Pertandingan tersebut berlangsung sengit, dengan Gregoria memenangkan gim pertama 21-11. Namun, di gim kedua dan ketiga, An Se-young berhasil membalikkan keadaan dan memenangkan pertandingan.

 

BACA JUGA:Syifa Nur Afifah Kamal Akui Ketangguhan Bhajan Kaur di Olimpiade Paris 2024

Kategori :