RADAR JABAR - Anxiety atau kecemasan adalah kondisi psikologis yang umum dialami banyak orang. Kecemasan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Kecemasan adalah kondisi yang kompleks dengan banyak penyebab yang berbeda. Faktor genetik, pengalaman traumatis, stres kronis, ketidakseimbangan kimiawi di otak, gaya hidup, kondisi kesehatan fisik, kepribadian, lingkungan, dan penggunaan teknologi semuanya dapat berkontribusi pada munculnya kecemasan. Penyebab munculnya anxiety sangat beragam dan sering kali merupakan kombinasi dari beberapa faktor.
Berikut ini adalah faktor penyebab munculnya anxiety:
1. Faktor Genetik
Penyebab anxiety yang pertama adalah faktor genetik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dapat diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya. Menurut American Psychological Association (APA), individu yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan lebih mungkin mengalami kondisi serupa.
Genetik memainkan peran penting dalam bagaimana otak seseorang merespons stres dan kecemasan. Mutasi gen tertentu dapat mempengaruhi neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamine, yang berhubungan dengan mood dan kecemasan.
2. Pengalaman Traumatis
Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, kekerasan, atau kehilangan orang yang dicintai, dapat menjadi penyebab utama munculnya anxiety. Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), trauma dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma (PTSD) yang sering kali disertai dengan gejala kecemasan. Trauma masa kecil, seperti pelecehan atau pengabaian, juga dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental seseorang dan meningkatkan risiko mengalami kecemasan di masa dewasa.
BACA JUGA: Apa Itu NPD: Memahami Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder)
3. Stres Kronis
Stres yang berkepanjangan atau kronis adalah faktor lain yang dapat memicu kecemasan. Tekanan dalam pekerjaan, masalah keuangan, atau hubungan yang bermasalah dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi dan terus-menerus.
Stres kronis menyebabkan tubuh berada dalam keadaan siaga terus-menerus, yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem saraf dan memicu gejala kecemasan. Mayo Clinic menyatakan bahwa stres kronis dapat menyebabkan perubahan pada otak dan fungsi tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan.
4. Ketidakseimbangan Kimiawi di Otak
Otak manusia mengandung berbagai neurotransmitter yang berfungsi untuk mengatur mood, tidur, dan fungsi lainnya. Ketidakseimbangan kimiawi di otak, terutama yang melibatkan neurotransmitter seperti serotonin, norepinephrine, dan gamma-aminobutyric acid (GABA), dapat menyebabkan anxiety.
Menurut Harvard Medical School, kekurangan atau ketidakseimbangan dalam produksi neurotransmitter ini dapat mengganggu komunikasi antar sel saraf, yang berakibat pada munculnya gejala kecemasan.
5. Gaya Hidup dan Kebiasaan
Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari juga dapat memengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Konsumsi alkohol, kafein, dan nikotin yang berlebihan dapat memicu atau memperburuk gejala kecemasan. Kurang tidur dan pola makan yang tidak sehat juga dapat berkontribusi pada munculnya kecemasan. Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), pola hidup yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kecemasan.