Untuk mengurangi gejala, hindari konsumsi kafein dan alkohol, serta pilih alternatif minuman yang lebih lembut seperti teh herbal tanpa kafein.
6. Cokelat
Cokelat mengandung kafein serta stimulan lain seperti theobromine yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan.
Zat-zat ini dapat melemaskan LES dan meningkatkan risiko refluks asam. Meskipun cokelat bisa menjadi camilan yang menggugah selera, bagi penderita asam lambung, lebih baik menghindari konsumsi cokelat atau menguranginya untuk mencegah gejala.
7. Bawang
Bawang mentah, terutama bawang merah dan bawang putih, dapat mengiritasi lapisan lambung dan merangsang produksi asam lambung.
Makanan yang mengandung bawang dalam jumlah besar bisa memperburuk gejala refluks. Jika tidak bisa menghindari bawang sama sekali, coba konsumsi bawang dalam jumlah kecil dan pilih metode memasak yang lebih lembut seperti menumis.
BACA JUGA:5 Jenis Penyakit Lambung yang Umum Terjadi, Berikut Gejala dan Cara Pengobatannya
8. Peppermint dan Spearmint
Meskipun peppermint dan spearmint sering dianggap memiliki efek menenangkan pada sistem pencernaan, bagi penderita asam lambung, peppermint justru dapat melemaskan LES. Ini dapat meningkatkan kemungkinan refluks asam.
Sebaiknya, hindari konsumsi permen peppermint, teh peppermint, atau produk lain yang mengandung mint.
9. Produk Susu
Beberapa orang mungkin mengalami peningkatan gejala asam lambung setelah mengonsumsi produk susu, terutama jika mereka memiliki intoleransi laktosa.
Susu tinggi lemak juga bisa memperburuk gejala. Pilih produk susu rendah lemak atau alternatif non-dairy seperti susu almond atau susu kedelai jika Anda merasa susu biasa memperburuk gejala.
Mengelola asam lambung memerlukan perhatian khusus terhadap pola makan. Menghindari makanan yang dapat memicu atau memperburuk gejala adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan pencernaan.
Dengan memilih makanan yang tepat dan menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala, penderita asam lambung dapat merasakan perbaikan dalam kualitas hidup mereka. Jika gejala tetap berlanjut, konsultasikan dengan profesional medis untuk mendapatkan penanganan yang lebih sesuai (*).