RADAR JABAR- Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia Shin Tae-yong (STY) mengaku bertekad untuk bekerja lebih keras demi kiprah sepak bola Indonesia usai mendapatkan Golden Visa dari Presiden Joko Widodo.
"Dengan diberikan oleh Pak Presiden Golden Visa ini, saya merasa harus bekerja lebih keras lagi untuk sepak bola Indonesia," kata Shin ditemui usai peluncuran Golden Visa di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu ingin tampil maksimal saat menahkodai skuad Garuda dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. "Memang sepak bola Indonesia saat ini masih di bawah ya secara rankingnya, tetapi harus lebih kerja keras lagi agar bisa menantang Piala Dunia yang akan datang nanti," ujarnya. Menurut STY, Golden Visa yang diberikan merupakan bentuk pengakuan pemerintah dan masyarakat Indonesia kepada dirinya. "Pertama, saya bangga dengan diri saya, artinya sudah bekerja selama 4,5 tahun karena artinya mendapatkan pengakuan baik dari masyarakat dan Pak Presiden langsung," ujar Shin. Dilasnir dari Antara, pelatih asal Korea Selatan tersebut mengaku sempat bingung pada awalnya karena tidak mengetahui Indonesia memiliki Golden Visa. "Sejujurnya tidak tahu kalau ada Golden Visa dan dengan begitu tahu, saya pertama dikontak bahwa mendapat Golden Visa, sedikit bingung juga. Tetapi, dengan tahu seperti itu dan apalagi diserahkan oleh Presiden langsung, jadi sangat senang dan sangat berarti buat saya," ucapnya. Diketahui, Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan Golden Visa di Jakarta, Kamis. Usai memberikan sambutan dan meluncurkan secara simbolis, Presiden memberikan fasilitas Golden Visa kepada Shin Tae-yong. "Kita juga ingin global talent itu banyak masuk ke Indonesia dan berkarya dan memberikan manfaat kepada negara kita," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan setelah peluncuran Golden Visa hari ini. Presiden Jokowi pun menjelaskan alasan pertimbangan Shin Tae-yong mendapatkan fasilitas Golden Visa itu. Menurut Presiden, warga negara asing yang mendapat fasilitas Golden Visa harus diseleksi dengan mempertimbangkan seberapa besar manfaatnya bagi negara. "Kita harapkan dapat memberikan manfaat nasional sebanyak-banyaknya diseleksi. Tadi saya tegaskan jangan sampai justru orang-orang yang tidak bermanfaat bagi negara kita masuk, enggak, harus diseleksi seketat mungkin," tegas Presiden.***