RADAR JABAR - Jadi salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO sejak tahun 2015, Dera Kinerya gelar workshop bertajuk Pasanggiri Jaipongan Tiga Warna Lagu Arranger Tingkat Nasional, di Gedung RRI Kota Bandung, Minggu (7/7).
Arranger macam Arie Koen pencipta lagu Agung (Amanat Galunggung), Iki Boleng dengan musik berjudul Bentang-Bentang, dan terakhir Agus Super dengan tajuknya bertema Nyi Bentang Ronggeng ikut hadir dalam kegiatan ini. Tak lupa, koreografer Tari Jaipong sekelas Mpap Gondo pun turut duduk sebagai pembicara.
Didukung Dinas Parawisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat serta Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah IX, helatan ini sekaligus menandakan bakal digelarnya kejuaraan nasional Tari Jaipong lingkup Jabar, DKI, Banten. Nantinya, skema tarian maupun koreografi bakal mengacu pada tiga lagu ciptaan arranger tersebut.
Perwakilan BPK wilayah IX sekaligus Pamong Budaya Ahli Madya Bidang Kesenian, Dian Dianawati mengapreasi terkait gelaran ini. Menurutnya, peran arranger maupun koreografer sangat penting guna pelestarian seni tradisi.
“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini. Karena disini banyak sekali yang digali mengenai koreografer dan arranger. Jadi terlihat sekali mereka itu punya fungsi dan punya dedikasi dalam meningkatkan budaya Jawa Barat, terutama kesenian tradisi,” ujarnya kepada Jabarekspres.
BACA JUGA: UMKM Bandung Inovasikan Seblak jadi Snack Kering yang Praktis
Dirinya berharap, gelaran ini bisa terus memicu kelestarian seni tradisi di Jawa Barat. Terlebih, arus globalisasi, modernisasi hingga akulturasi budaya semakin menggerus sedikit demi sedikit warisan budaya leluhur tersebut.
“Jaipongan harus terus maju dan dilestarikan oleh para seniman dan semua pendukungnya, terutama para penariknya yang sudah berlatih sekian lama sehingga menjadi sebuah karya. Terutama karya-karya yang diciptakan oleh para musisi, seniman, arranger, serta koreografer,” ungkapnya
“Karena itu menjadikan satu pemicu untuk kesenian ini selalu ada di Indonesia. Dan istilahnya jangan sampai terkikis oleh arus globalisasi yang sangat dahsyat ke Indonesia,” tambahnya
Di tempat yang sama, koreografer, Mpap Gondo pun menilai sisi positif Tari Jaipong ditengah akulturasi budaya yang mempengaruhi segala aspek kesenian. Menurutnya, hal ini jadi poin plus guna memuncul sisi estetika kesenian jaipong.
“Ayo kita ikut kembangkan karya Jaipongan. Salah satunya adalah berkarya dengan Jaipongan kekinian, atau Jaipongan kreasi. Kenapa kreasi? Jelas, kalau kita melawan budaya luar, kita tidak akan menang sampai kapanpun,” ucapnya
“Tapi bagaimana caranya sentuhan-sentuhan yang ada di modern dance ini, kita ambil ke kekinian. Walaupun hanya sekian persen, itu akan jadi daya rangsang para kaula muda jaman sekarang,” bebernya
Namun, dirinya berharap, modernisasi tersebut tak menghilangkan nilai estetika maupun gerakan Tari Jaipongan. Mpap meminta agar hal tersebut hanya dijadikan referensi guna ekspolarasi tarian Jaipong.