RADAR JABAR - Konflik antara Palestina dan Israel terus berlanjut tanpa tanda-tanda penyelesaian. Kondisi konflik semakin memanas, sehingga diadakan pertemuan KTT Raja Arab dan KTT Luar Biasa Kerja Sama Islam (OKI) untuk mencari solusi.
Pertemuan ini berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, dihadiri oleh sebagian besar negara-negara Islam, termasuk Indonesia. Hasilnya, diambil beberapa keputusan, salah satunya adalah mengutuk Agresi Militer Israel di Gaza dan kejahatan perang yang tidak manusiawi.
Negara Iran menyarankan sanksi tegas terhadap Israel, seperti mencegah penggunaan alat perang Amerika Serikat di Timur Tengah oleh Israel, membekukan kontak diplomatik dan ekonomi, melarang perdagangan minyak serta penerbangan ke dan dari Israel melalui langit negara-negara Islam.
Selanjutnya, Iran mengirim delegasi ke Amerika Serikat, Eropa, dan Rusia untuk membahas gencatan senjata komprehensif. Sayangnya, beberapa usulan dalam KTT tersebut ditolak oleh 9 negara.
7 Negara Islam Pengkhianat yang Mendukung Israel
Nah, siapa saja mereka, negara-negara yang seolah-olah berdiri untuk sesama muslim namun sebenarnya bertindak seperti pengkhianat di tengah tindakan Israel yang semakin kejam terhadap saudara-saudara kita di Palestina? Berikut adalah 7 negara Islam yang memilih untuk bekerjasama dengan Israel dan membiarkan saudara mereka di Palestina menderita atas serangan Israel.
1. Uni Emirat Arab (UEA)
Uni Emirat Arab menjadi negara ketiga yang berdiplomasi dengan Israel setelah Mesir dan Yordania. Hal ini membuka jalan bagi negara-negara Islam lainnya untuk berteman dan berdiplomasi dengan Israel.
BACA JUGA:Israel Ancang-ancang Perang, Kuwait Meminta Warga Negaranya agar Tinggalkan Lebanon
Meskipun Uni Emirat Arab mengutuk perilaku perang Israel, mereka juga mengecam serangan dari pihak Hamas. Emirat melihat kelompok militan Palestina dan kelompok Islam lainnya sebagai ancaman terhadap stabilitas di Timur Tengah.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tetap mempertahankan hubungan dengan Israel meski terjadi serangan besar-besaran terhadap Palestina. Bahkan, mereka menolak proposal pemutusan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel, sebagaimana yang diharapkan umat Muslim di seluruh dunia untuk bersatu dan memberikan sanksi tegas terhadap Israel atas kejahatannya.
Namun, realitas politik internasional membuat hal ini sulit terwujud. Sebelumnya, Uni Emirat Arab cukup tegas untuk tidak mengizinkan orang-orang Israel masuk ke negaranya, tetapi kini mereka juga bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara non-Muslim lainnya untuk menjual minyak dan mendapatkan dukungan teknologi serta sumber daya lainnya.
2. Arab Saudi
Arab Saudi, sebagai pemimpin umat Islam dunia yang memiliki Makkah dan Madinah sebagai kota suci bagi umat Islam, seharusnya menjadi pendukung utama kesejahteraan rakyat Palestina. Arab Saudi memiliki fasilitas militer yang kuat dan merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Timur Tengah.
Dengan pendapatan yang besar dari ibadah Haji dan Umrah serta penjualan minyak, Arab Saudi memiliki potensi besar untuk bersikap tegas dan memengaruhi keputusan politik di Timur Tengah.
Namun, meskipun memiliki kekuatan militer, ekonomi, dan politik yang besar, Arab Saudi belum sepenuhnya mendukung Palestina secara menyeluruh.
3. Mesir
Ketika konflik antara Palestina dan Israel memuncak, Mesir mengambil posisi sebagai pembawa pesan perdamaian tanpa kekerasan. Mesir memprioritaskan keamanan negaranya dengan menutup perbatasan Semenanjung Sinai-Gaza untuk menghindari risiko besar.
Mesir tetap mendukung dekolonisasi Palestina namun menolak pengungsi Palestina karena khawatir Israel dapat mengambil alih wilayah Palestina jika pengungsi masuk ke Mesir.