Pusat Data Nasional Nasional Diretas, Begini Kata Polri

Selasa 25-06-2024,15:36 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) semakin memperkuat upaya mitigasi dan investigasi terkait peretasan sistem Pusat Data Nasional (PDN).

Insiden ini menarik perhatian serius dari berbagai pihak yang peduli dengan keamanan siber di Indonesia. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sandi Nugroho, menyatakan bahwa Direktorat Siber Polri terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dan pihak terkait dalam menangani insiden ini.

Irjen Sandi menegaskan bahwa Polri akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh.

"Tentu saja Polri akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait lainnya menangani kejadian yang saat ini sedang terjadi," katanya.

BACA JUGA:Mengenal Cara Kerja Iron Dome, Sistem Pertahanan Israel yang Diretas Hacker Indonesia

"Mudah-mudahan mohon doanya, semuanya bisa kita tuntaskan, semua yang terjadi ini bisa kita mitigasi dan kita antisipasi berikutnya tidak terjadi kembali," ungkapnya kepada wartawan Selasa 25 Juni 2024.

Dalam upaya mengatasi dampak peretasan ini, Polri bekerja sama tidak hanya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), tetapi juga dengan berbagai lembaga terkait lainnya.

"Kita akan terus bekerja sama dengan stakeholder terkait baik itu dari Kominfo, BSSN maupun yang lainnya," tambahnya.

Peretasan ini dilaporkan mengakibatkan tuntutan tebusan sebesar 131 miliar rupiah kepada pemerintah Indonesia. Selain itu, Polri juga sedang menyelidiki laporan bahwa Infrastruktur Forensik (Inafis) turut menjadi target serangan.

"Nanti kita mitigasi, kita cek kembali karena ini menjadi isu yang sangat menarik saat ini. Yang pasti bahwa Polri akan bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk bisa menuntaskan permasalahan ini," tegasnya.

Mengenal Virus yang Retas PDN

Server sementara Pusat Data Nasional (PDN) di Surabaya, Jawa Timur, terkena serangan siber berupa ransomware. Konsorsium Telkom dan Lintasarta mengelola server ini. Serangan menggunakan varian terbaru brain chiper ransomware yang dikenal sebagai Lockbit 3.0.

Ransomware ini berfungsi dengan mengambil alih akses data dan menguncinya dengan sandi yang hanya bisa dibuka jika tebusan dibayar. Namun, kemungkinan besar pelaku telah menyalin data masyarakat dari PDN sebelum menguncinya.

BACA JUGA:Kanal Youtube Persib Bandung Diduga Diretas Hacker Rusia

Data tersebut berpotensi diperdagangkan di situs khusus peretas. Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, menyarankan agar pengelola PDN Sementara dan pemerintah menggunakan enkripsi untuk pengamanan serta secure vault untuk menyimpan data cadangan atau back up PDN Sementara.

Kategori :