RADAR JABAR - Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya menguraikan syarat-syarat Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina dan memulai perundingan perdamaian, pada Jumat (14/6). Dalam pertemuan dengan pegawai Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow, Putin menyatakan bahwa Rusia akan segera menghentikan operasi militer jika Ukraina membatalkan niatnya untuk bergabung dengan NATO.
“Segera setelah Ukraina mulai menarik pasukan dari Donbas dan Novorossiya (di wilayah tersebut) dan berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO, Federasi Rusia akan menghentikan tembakan dan siap untuk bernegosiasi. Saya kira hal itu tidak akan memakan waktu lama,” ujar Putin.
BACA JUGA:Pemerintah Himbau Jamaah Haji Tidak Perlu Membawa Peralatan Masak ke Armuzna
Putin juga meminta Ukraina untuk menarik pasukannya dari wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia – empat wilayah timur Ukraina yang menurut Rusia dianeksasi pada 2022, meskipun tindakan tersebut tidak diakui oleh komunitas internasional.
Presiden tersebut juga mengindikasikan bahwa dia tidak menganggap Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden sah Ukraina setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Mei, dan mengidentifikasi parlemen negara tersebut, Verkhovna Rada, sebagai satu-satunya otoritas yang sah.
Rusia melancarkan perang pada 24 Februari 2022. Terkait dengan perang tersebut, Ukraina mengumumkan darurat militer yang melarang diadakannya pemilihan presiden.
Sebelum perang dimulai, harapan Ukraina untuk bergabung dengan NATO dipandang masih jauh, meskipun harapan tersebut menjadi semakin serius seiring dengan berlanjutnya konflik.
BACA JUGA:KBRI Resmikan Gerai Ban dan Pelek Kendaraan Indonesia di Mesir
Pengumuman Putin ini disampaikan sehari setelah negara-negara G7 mengumumkan paket pinjaman baru senilai 50 miliar dolar AS (Rp812,77 triliun) untuk Ukraina.
Selain itu, Amerika Serikat dan Ukraina juga menandatangani perjanjian keamanan berdurasi 10 tahun yang menegaskan bahwa dukungan Barat terhadap Ukraina akan terus berlanjut tanpa batas waktu.*