Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari area timur Rafah yang diserbu tank-tank Israel dua pekan sebelumnya.
Gempuran Israel terhadap Rafah ini terjadi beberapa hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan serangannya di Rafah.
Namun, otoritas Israel menolak perintah ICJ tersebut dengan menegaskan bahwa serangannya di Rafah tidak berisiko memusnahkan warga sipil Palestina yang ada di sana.
Makna di Balik 'All Eyes on Rafah'
'All Eyes On Rafah' tidak hanya sekadar seruan biasa; ini mencerminkan pengakuan bersama terhadap semangat dan keteguhan warga Gaza dalam menghadapi kebiadaban.
Ini adalah bukti dari ketahanan masyarakatnya, yang menolak untuk didefinisikan oleh kesulitan yang mereka alami. Sebaliknya, mereka memilih untuk merangkul harapan dan membentuk masa depan yang penuh dengan janji dan kemungkinan.
Di Rafah, di tengah puing-puing konflik dan ketidakpastian hari esok, terdapat sinar harapan—sebuah harapan yang melampaui politik dan pembagian, menyatukan orang dalam visi bersama akan perdamaian dan kemakmuran di seluruh dunia.
Inilah harapan yang menarik perhatian dunia pada Rafah, mengingatkan kita semua akan kekuatan ketahanan di tengah-tengah kesulitan.
Saat kita memandang ke arah Rafah, mari kita tidak hanya menjadi saksi atas perjuangannya, tetapi juga merayakan kemenangannya.
Mari kita berdiri bersama dengan penduduknya, menawarkan dukungan dan semangat saat mereka menghadapi tantangan yang akan datang.
Karena di Rafah, kita tidak hanya menemukan sebuah kota, tetapi sebuah simbol—simbol harapan, ketahanan, dan semangat manusia yang abadi atas penindasan.
BACA JUGA:Jelang Putusan ICJ, Israel: Tidak Ada Kekuatan yang Bisa Menghentikan Kami
Seruan Global untuk Keadilan
'All Eyes On Rafah' adalah bentuk kemarahan warga dunia terhadap genosida yang dilakukan Israel kepada warga Palestina.
Seruan ini mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas internasional dan dukungan terhadap mereka yang tertindas.