Di sini, saya akan menjelaskan salah satu kerusakan paling merusak akibat konsumsi video porno. Video porno dapat merusak bagian otak yang berfungsi dalam pengambilan keputusan, perencanaan masa depan, dan pengendalian hawa nafsu.
Tidak mengherankan jika ada orang yang berani menunjukkan alat vitalnya di tempat umum kepada orang yang tidak dikenal. Selain merupakan penyimpangan, hal ini juga disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan.
Bayangkan jika konsumsi video porno semakin parah di kalangan mayoritas masyarakat Indonesia. Berpikir tentang masa depan saja sudah sulit, apalagi mencapai visi Indonesia Emas. Saya yakin Anda sudah tahu betapa sulitnya melepaskan diri dari kecanduan film porno.
BACA JUGA:20 Situs Tes IQ Gratis Online untuk Mengetahui Tingkat Kecerdasan Intelektual
Bagi Anda yang telah berhasil keluar dari lingkaran setan ini, Anda bisa membantu orang lain dengan menulis pengalaman Anda di komentar tentang bagaimana cara Anda berhasil keluar dari kecanduan tersebut.
4. Masalah Literasi
Apa sebenarnya literasi itu? Literasi adalah kemampuan seseorang dalam memahami suatu bacaan atau bahasa yang disebutkan hingga bisa menjadi pemahaman bagi dirinya. Faktanya, pada tahun 2019, Indonesia mendapat peringkat 62 dari 70 negara dalam hal literasi, atau berada di bawah 10 negara terbawah yang memiliki literasi rendah.
Hal ini cukup menyedihkan, terutama jika mengingat kasus yang viral kemarin, di mana seorang YouTuber dan Medy Renaldy diserang karena menyebut diri mereka sebagai "guy." Orang-orang langsung menyerang karena kurangnya literasi, padahal "guy" dan "gay" sangat berbeda.
Menurut saya, cara meningkatkan literasi lebih banyak bergantung pada upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Seperti yang kita tahu, menjadi guru di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Bagaimana guru bisa berkualitas jika gajinya saja kecil?
Bayangkan mengajar sambil memikirkan cicilan. Jika dibandingkan dengan luar negeri, gaji guru di sana bisa berkali-kali lipat dari gaji guru di Indonesia.
Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menjadi Indonesia Emas pada tahun 2045 nanti, tetapi tantangannya banyak. Beberapa tantangan tersebut antara lain logika mistika, kecanduan media sosial, adiksi terhadap film porno, dan kebiasaan buruk lainnya yang saya sebutkan sebelumnya.
Semua tantangan ini berhubungan dengan kebiasaan fisik atau kebiasaan berpikir. Gambaran masa depan yang paling jelas yang bisa kita lihat sekarang adalah kebiasaan kita sendiri. Saya berharap kita semua bisa menjadi bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.