RADAR JABAR - Organisasi Transparansi Internasional merilis Indeks Persepsi Korupsi (CPI) tahun 2022 terhadap 180 negara. Alhasil terdapat beberapa daftar negara terkorup di dunia yang masuk peringkat 10 teratas.
Laporan tersebut mengindikasikan kegagalan atau keberhasilan pemerintah suatu negara dalam menghentikan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Peringkat didasarkan pada skala 0 hingga 100, di mana skor rendah menunjukkan persepsi korupsi yang tinggi, sementara skor tinggi menandakan persepsi korupsi yang rendah.
Beberapa negara memperoleh skor yang sama, sehingga posisi rankingnya sama. Berikut adalah 10 negara terkorup di dunia pada data tahun 2024.
1. Burundi
Dengan skor CPI hanya 17, artinya tingkat korupsi di negara paling miskin di dunia ini sangatlah buruk. Sekitar 12 juta penduduk di negara ini menghadapi masalah krisis air dan kelangkaan bahan pangan.
BACA JUGA:5 Negara dengan Nilai Mata Uang Lebih Rendah dari Rupiah, Bisa Jadi Miliyuner di Sana!
Korupsi di Burundi terjadi di semua tingkat sistem politik dan ekonomi. Suap, nepotisme, dan penggelapan adalah praktik umum yang berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan akses layanan publik.
2. Guinea Katulistiwa
Negara di sisi barat Afrika Tengah ini juga dihuni oleh warga dengan rata-rata IQ rendah, yakni 56, sama seperti Burundi. Skor CPI negara ini juga hanya 17.
Korupsi politik di Guinea Katulistiwa tergolong tinggi menurut standar global dan termasuk yang terburuk di antara negara manapun di dunia. Korupsi, kemiskinan, dan penindasan terus menjangkiti Guinea Katulistiwa.
3. Haiti
Dengan skor CPI 17, Haiti masuk ke dalam daftar negara terkorup di dunia. Negara di kepulauan Karibia ini memiliki rasio pertumbuhan PDB sebesar 1,8% pada tahun 2021.
Haiti rentan terhadap bencana alam, kemiskinan, serta minimnya akses pendidikan, yang menjadi faktor utama rendahnya perekonomian di negara ini. Efektivitas keuangan publik dan supremasi hukum telah sangat dirusak oleh volatilitas politik selama bertahun-tahun.
4. Korea Utara
Transparansi Internasional mencatatkan nilai CPI di negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini hanya mencapai angka 17, sama dengan tiga negara sebelumnya. Rezim yang sangat tertutup dan otoriter, kurangnya transparansi, dan kontrol terpusat atas ekonomi menciptakan lingkungan di mana korupsi tumbuh subur.
Elit yang berkuasa, termasuk keluarga Kim, menggunakan kekuatan absolut dan memanipulasi sumber daya untuk keuntungan pribadi. Kurangnya lembaga independen atau pengawas kekuasaan pemerintah membuat korupsi tidak terkendali.
Keterlibatan negara dalam pasar gelap, pelanggaran hak asasi manusia, dan kultus kepribadian yang meluas semakin berkontribusi pada persepsi Korea Utara sebagai negara yang korup.
5. Libya
Dengan skor CPI yang sama dengan negara-negara sebelumnya, yaitu 17, bahkan setelah revolusi dan pembunuhan Gaddafi pada tahun 2011, korupsi di Libya tetap mewabah. Setelah perang saudara pertama, kekerasan dan ketidakstabilan politik bertahan di seluruh Libya.