Tradisi Kamomose, Tradisi Unik Pencarian Jodoh Setelah Lebaran di Buton Tengah, Ini Penjelasannya

Minggu 28-04-2024,11:08 WIB
Reporter : Ismi Susi Widari
Editor : Ismi Susi Widari

RADAR JABAR - Di tengah gempuran modernisasi, tradisi leluhur masih lestari di berbagai penjuru nusantara. Tradisi ini membuat keunikan budaya yang dimiliki oleh kita.

Salah satunya adalah Tradisi Kamomose, sebuah warisan budaya unik dari masyarakat Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Tradisi ini bukan sekadar ritual mencari jodoh, tetapi juga menjadi ajang perkenalan budaya dan mempererat silaturahmi antar warga.

 

Sejarah dan Makna Kamomose

Kamomose berasal dari kata "kamose" yang berarti "pengantin" dan "mose" yang berarti "mencari". Tradisi ini telah dipraktikkan sejak ratusan tahun lalu dan erat kaitannya dengan budaya maritim masyarakat Buton.

Konon, tradisi ini muncul sebagai solusi bagi para pemuda yang sulit mendapatkan jodoh karena kesibukan mereka melaut.

 

Pelaksanaan Tradisi Kamomose

Kamomose biasanya digelar setiap tahun setelah panen padi, tepatnya pada bulan purnama. Tradisi ini diawali dengan persiapan oleh pihak penyelenggara, yaitu "Pu'uno Lambu".

Mereka akan menyiapkan berbagai kebutuhan, seperti arena Kamomose, kostum tradisional, dan hidangan khas Buton.

Pada malam pelaksanaan, para "Kamose" atau peserta Kamomose yang terdiri dari pemuda dan pemudi akan berpakaian adat Buton yang indah. Para "Kamose" perempuan akan duduk melingkar, sementara para "Kamose" laki-laki akan berjalan mengitari mereka sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional.

Diiringi alunan musik gendang dan gong, para "Kamose" laki-laki akan melemparkan "kalombo" (buah pinang) ke arah "Kamose" perempuan yang mereka minati.

Jika "Kamose" perempuan menerima "kalombo", maka mereka berdua diperbolehkan berduet menyanyikan lagu tradisional. Momen ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk saling mengenal dan menjalin komunikasi.

 

Lebih dari Sekadar Mencari Jodoh

Kamomose bukan hanya tentang mencari jodoh, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Tradisi ini menjadi sarana untuk melestarikan budaya Buton, mempererat tali persaudaraan antar warga, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Bagi para "Kamose", Kamomose menjadi momen spesial untuk mencari jodoh yang sesuai dengan kriteria mereka. Tradisi ini memungkinkan mereka untuk saling mengenal secara lebih personal dan membangun hubungan berdasarkan rasa cinta dan saling menghormati.

 

Menjaga Kelestarian Tradisi Kamomose

Di era modern ini, Kamomose menghadapi berbagai tantangan, seperti pengaruh budaya luar dan perubahan zaman. Namun, masyarakat Buton Tengah terus berupaya untuk menjaga kelestarian tradisi ini.

Upaya-upaya yang dilakukan antara lain:

1. Mengadakan Kamomose secara rutin setiap tahun

2. Melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan Kamomose

3. Mensosialisasikan Tradisi Kamomose kepada masyarakat luas

4. Membuat dokumentasi dan penelitian tentang Kamomose

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan Tradisi Kamomose dapat terus dilestarikan dan menjadi identitas budaya yang membanggakan masyarakat Buton Tengah.

Kategori :