Sebelumnya, Kang DS mengutarakan cita-cita ingin jadi Bupati, yaitu ingin memuliakan ulama. Yaitu dengan cara memberikan insentif. Cita-cita kedua ingin masuk surga.
"Begitu dilantik, saya mencari anggaran Rp 109 miliar untuk memberikan insentif kepada para guru ngaji tersebut," katanya.
Ia mengungkapkan pengalamannya harus mengadakan uang sebesar Rp 109 miliar, disaat kondisi Kabupaten Bandung pandemi Covid-19. Tetapi usahanya itu, Kang DS merasa yakin akan mendapatkan kemudahan dari Allah SWT.
Hikmah dari memuliakan ulama itu, diakuinya, PAD Kabupaten Bandung dari Rp 969 miliar naik jadi Rp 1,3 triliun. APBD Kabupaten Bandung yang awalnya Rp 4,6 triliun naik menjadi Rp 7,4 triliun. "Ini buktinya," katanya.
Disisi lain, ia mengatakan kewajiban orang tua itu mendidik anak-anaknya. Saat launching program guru ngaji itu, Kang DS atas nama para orang tua di Kabupaten Bandung menitipkan kepada para ustadz untuk mengajar ngaji anak-anak tersebut.
"Para guru ngaji itu diberikan insentif setiap bulannya sebesar Rp 350.000 melalui rekening masing-masing. Ditambah empat kartu BPJS Kesehatan pada setiap guru ngaji itu, untuk istri dan kedua anaknya. Dengan memiliki kartu BPJS Kesehatan itu, disaat berobat ke rumah sakit gratis tanpa dipungut sepeser pun," katanya.
Kemudian, imbuhnya, manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan, disaat meninggal dunia, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta. Apabila keanggotannya sudah tiga tahun, ahli warisnya plus mendapatkan beasiswa Rp 174 juta.
Kang DS pun menyatakan bahwa program itu akan dilanjutkan. Karena sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi orang lain.
Ia pun mengungkapkan bahwa Pemkab Bandung telah memberikan perhatian kepada masyarakat, terutama yang belum memiliki akta nikah melalui pelaksanaan sidang itsbat nikah.
"Kita programkan 1000 pasangan, dan insya Allah masih banyak lagi," katanya.**