RADAR JABAR - Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang penyakit jantung koroner yang saat ini banyak menimpa kalangan berusia muda. Apa bedanya serangan jantung dengan tanda-tanda atau gejala sebelum serangan jantung terjadi?
Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi yang mengenai pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang memberikan oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Hal ini penting karena jantung merupakan otot yang memompa darah ke seluruh tubuh kita.
Otomatisasi jantung tidak bisa dikendalikan oleh kita secara langsung. Jantung akan merespons terhadap lingkungan sekitar, seperti suasana hati atau aktivitas kita.
Misalnya, saat kita senang, jantung akan memompa lebih cepat, sedangkan saat kita sedih, kadang-kadang jantung akan memompa lebih cepat atau lebih lambat saat kita istirahat.
BACA JUGA:10 Manfaat Tersembunyi dari Labu Kuning, Salah Satunya Menyehatkan Jantung
Jantung merupakan sebuah pompa, dan seperti otot pada umumnya, jantung juga membutuhkan suplai oksigen melalui pembuluh darah.
Jika pembuluh darah koroner tersumbat, jantung tidak akan mendapatkan pasokan oksigen yang cukup, sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan berhenti berfungsi. Inilah yang menyebabkan terjadinya serangan jantung dan bisa berujung pada kematian secara mendadak.
Terdapat juga kasus serangan jantung yang masih dapat diobati pada tahap awal. Ini tergantung pada seberapa parahnya sumbatan pada pembuluh darah koroner, di mana letaknya, dan seberapa beratnya.
Gejala Penyakit Jantung Koroner
1. Nyeri Dada
Tanda-tanda sebelumnya sebenarnya sudah bisa dideteksi. Seseorang yang mengalami penyempitan pembuluh darah jantung, yang disebut sebagai penyakit jantung koroner, mungkin merasakan cepat lelah atau nyeri dada saat melakukan aktivitas, namun membaik saat istirahat.
Namun, ketika melakukan aktivitas lagi, seperti naik tangga atau berjalan cepat, gejala-gejala seperti tekanan pada dada, sensasi terbakar, atau terhimpit bisa muncul. Gejala ini khas untuk penyakit jantung koroner.
2. Sakit Perut Bagian Atas
Terdapat juga gejala yang tidak khas, seperti sakit perut yang tiba-tiba saat melakukan aktivitas cepat, yang bisa disalahartikan sebagai sakit maag atau efek dari stres. Namun, perlu diingat bahwa banyak orang yang memiliki sakit maag juga memiliki penyakit jantung.
BACA JUGA:Selain untuk Diabetes dan Jantung, Ini 9 Manfaat Daun Pepaya Jepang untuk Kesehatan Tubuh
Gejala-gejala tersebut seringkali mirip, sehingga perlu waspada. Orang yang memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi atau diabetes lebih rentan terhadap serangan jantung mendadak. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya dengan baik dan mengetahui faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk penyakit jantung koroner.
3. Faktor Risiko
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penumpukan plak atau penyempitan pada pembuluh darah jantung. Hal ini dapat diketahui melalui pemeriksaan faktor risiko seseorang, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, atau riwayat stroke.
Orang yang merokok secara teratur juga berisiko tinggi, demikian juga dengan mereka yang kelebihan berat badan, yang biasanya ditandai dengan lingkar pinggang di atas 90 cm untuk pria dan di atas 80 cm untuk wanita.