RADAR JABAR - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa (19/3) yang menegaskan bahwa wabah kolera yang terjadi di berbagai belahan dunia sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Pernyataan ini dilontarkan setelah pertemuan dari kelompok penasihat utama mengenai imunisasi.
Kolera adalah jenis infeksi diare akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang dapat masuk ke tubuh melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Penyakit ini juga masih dianggap sebagai ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat secara global dan juga menjadi indikator dari kesenjangan sosial dan kekurangan pembangunan di beberapa daerah.
Gejala kolera biasanya meliputi diare parah dan dehidrasi, yang jika tidak segera ditangani dapat berakibat sangat fatal.
Penyakit ini sering kali menjangkiti masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak memiliki sanitasi yang memadai.
BACA JUGA:DBD di Indonesia Melonjak! Perhatikan 7 Pencegahan di Bawah Ini Supaya Tidak Terkena
Direktur Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, Dr. Kate O'Brien, menyatakan dalam konferensi pers dari Kelompok Penasihat Strategis Pakar Imunisasi (SAGE) bahwa wabah kolera saat ini sangat erat kaitannya dengan kondisi darurat akibat perubahan iklim dan situasi konflik yang terjadi di berbagai wilayah.
"Saya pikir kami memiliki pengetahuan bahwa wabah kolera yang terjadi saat ini sangat terkait dengan perubahan iklim dalam keadaan darurat, situasi konflik, dan kami telah meningkatkan kewaspadaan terhadap kolera," ucap O'Brien. Dilansir dari laman ANTARA
O'Brien menekankan bahwa vaksin bukanlah satu-satunya cara untuk melawan kolera. Penyakit ini juga terkait erat dengan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.
"Ini bukan hanya tentang vaksin, tentu saja tentu saja ini bukan garis pertahanan pertama terhadap kolera. Kolera adalah penyakit yang berkaitan dengan air bersih dan sanitasi bersih. Dan vaksin adalah metode untuk mencegah penyakit ketika penyakit itu sudah ada," lanjutnya.
Meskipun demikian, vaksin tetap menjadi salah satu metode pencegahan yang penting, terutama jika penyakit sudah menyebar di suatu wilayah.
Selain itu, O'Brien juga mengungkapkan bahwa dunia saat ini juga dihadapkan dengan wabah campak dan perubahan iklim yang semakin memperburuk kondisi tersebut.