Benjamin Netanyahu Tegaskan Akan Terus Serang Rafah Jika Hamas Masih Ada

Senin 18-03-2024,09:07 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Pada hari Minggu (17/3/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan persyaratan untuk perjanjian damai dengan Gaza dan rakyat Palestina.

Menurutnya, ia tidak dapat menerima kesepakatan perdamaian yang melemahkan Israel dan menyebabkan negara itu tidak mampu melindungi dirinya sendiri.

Menurut konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Yerusalem, potensi perjanjian damai yang akan membuat Israel lemah dan tidak mampu mempertahankan diri akan membalikkan dan menghambat kemajuan perdamaian, seperti dikutip dari AFP.

Ia menekankan kembali bahwa Israel harus bertanggung jawab atas keamanan yang diperlukan di Gaza.

Menyusun strategi serangan terhadap Rafah

Sebelum bertemu Scholz, Netanyahu telah menyatakan bahwa pasukan Israel akan melanjutkan serangan darat yang telah direncanakan di kota Rafah, Gaza.

BACA JUGA:6 Bukti Israel Tidak Sanggup Melanjutkan Perang, Salah Satunya Konflik Biden dan Netanyahu

Rencana yang diusulkan oleh Israel telah menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak mengenai peningkatan jumlah korban sipil di Gaza.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya, ia menyatakan bahwa tidak ada tekanan internasional yang dapat menghentikan mereka dalam mencapai tiga tujuan perang, yaitu memberantas Hamas, membebaskan semua sandera, dan menjamin bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel. Ini dikemukakan dalam sebuah rapat kabinet.

"Tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang: melenyapkan Hamas, membebaskan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," ujarnya dalam sebuah rapat kabinet dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya.

Dalam konferensi pers bersama dengan Scholz, Netanyahu berjanji bahwa warga sipil di Rafah akan diizinkan untuk pergi sebelum pasukan Israel masuk untuk mengejar militan Hamas.

Netanyahu ‘Usir’ Warga Sipil Gaza

BACA JUGA:7 Skandal Benjamin Netanyahu Paling Kontroversial di Dunia

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, telah memberikan izin kepada warga sipil untuk meninggalkan Rafah, yang terletak di bagian selatan Jalur Gaza, sebelum operasi militer diluncurkan untuk menyerang daerah tersebut.

Netanyahu menekankan bahwa pihaknya akan terus melakukan serangan di wilayah tersebut untuk mengejar kelompok militan Hamas.

Kategori :