RADAR JABAR - SpaceX berencana untuk meningkatkan frekuensi uji penerbangan roket Starship yang terintegrasi penuh sepanjang tahun ini. Hal tersebut disampaikan perusahaan tersebut dalam pernyataan pada Kamis (14/3).
“Sementara tim kami meninjau data yang dikumpulkan dari penerbangan ini, Starship, serta wahana Super Heavy sedang mempersiapkan penerbangan mendatang seiring kami berupaya meningkatkan irama peluncuran kami sepanjang tahun,” menurut perusahaan tersebut.
SpaceX melakukan uji terbang ketiga roket Starship Super Heavy yang mencapai orbit untuk pertama kalinya sebelum mengalami kegagalan saat mencoba masuk kembali untuk pendaratan yang telah dijadwalkan di Samudera Hindia, pada Kamis.
BACA JUGA:Lebih Banyak Kematian Anak di Gaza Dibandingkan Konflik Global Selama 4 Tahun
Setelah tahap pemisahan panas, mesin pendorong Super Heavy, yang dirancang agar bisa digunakan kembali, berhasil melakukan manuver flip dan boostback burn untuk kembali ke bumi, namun kemudian meledak sendiri sekitar 462 meter di atas Teluk Meksiko. Durasi uji terbang ketiga berlangsung sekitar 50 menit.
Starship menjadi fokus utama upaya SpaceX untuk mengembangkan sistem transportasi yang sepenuhnya dapat digunakan kembali, serta dirancang untuk membawa manusia ke Bulan dan melakukan penerbangan jarak jauh ke Mars dan planet lainnya.
BACA JUGA:Israel Sandera 14 Staf Bulan Sabit Merah Palestina
Sistem ini juga telah direncanakan untuk melakukan pengisian bahan bakar di luar angkasa dan memiliki kemampuan untuk mendarat di berbagai tujuan di tata surya sebelum kembali ke Bumi.
SpaceX telah melakukan uji terbang pertama roket Starship dan Super Heavy yang terintegrasi penuh pada bulan April tahun sebelumnya, namun pada saat itu, wahana tersebut meledak setelah lepas landas dari landasan peluncuran di Starbase milik SpaceX di Boca Chica, Texas Selatan.
Pada uji terbang kedua pada bulan November tahun sebelumnya, Starship berhasil lepas landas dari landasan peluncuran, tetapi meledak beberapa menit setelah peluncuran.*