RADAR JABAR - Berita-berita terkini menunjukkan bahwa banyak artis tidak menyadari bahwa mereka menderita berbagai jenis kanker, seperti kanker prostat, kanker faring, kanker esofagus, kanker payudara, kanker otak, bahkan kanker paru-paru stadium 4 tanpa menunjukkan gejala sama sekali.
Oleh karena itu, kami ingin berbagi informasi dengan teman-teman mengenai bahan alami yang terdapat dalam makanan, sayuran, tumbuhan, protein, dan bahkan dalam tubuh kita sendiri. Namun, penggunaan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko kanker, hal ini telah terbukti secara ilmiah. Bahan yang dimaksud adalah nitrat dan nitrit.
Nitrat dan nitrit pada dasarnya adalah bahan alami yang aman dikonsumsi oleh tubuh, bahkan sumber nitrat dan nitrit yang paling tinggi ditemukan dalam sayuran. Namun, dalam beberapa kasus, nitrat dan nitrit dapat menjadi berbahaya dan meningkatkan risiko kanker pada manusia. Mengapa demikian?
Nitrat dan nitrit merupakan dua jenis senyawa yang berbeda. Nitrat, atau NO3, terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom oksigen, sedangkan nitrit, atau NO2, terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen. Nitrat cenderung seimbang dan stabil sehingga tidak mungkin berubah dan menyebabkan kerusakan pada sayuran. Sayuran paling banyak mengandung nitrat.
Efek Nitrat dan Nitrit dalam Tubuh Manusia
Nitrat dan nitrit sering digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan seperti daging olahan, bacon, makanan kaleng, ham, sosis, dan hotdog. Penambahan nitrat dan nitrit ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya sebagai pengawet, menambahkan rasa asin, serta memperbaiki warna daging sapi agar terlihat merah dan cerah.
Namun, ketika ditambahkan nitrat atau nitrit, warna daging sapi menjadi cerah dan menarik. Namun, bakteri di mulut manusia atau enzim di dalam tubuh dapat mengubah nitrat menjadi nitrit, yang mungkin berbahaya.
BACA JUGA:7 Makanan Ini Terbukti Bisa Lawan Kanker dalam Tubuh
Nitrit dalam tubuh dapat diubah menjadi oksida nitrat dan nitrosamin. Oksida nitrat memiliki manfaat bagi tubuh, terutama pada beberapa jenis sayuran, di mana oksida nitrat ini dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi, melebarkan pembuluh darah, dan meningkatkan fungsi tubuh. Sebenarnya, sekitar 80% nitrat yang kita peroleh dari makanan diubah menjadi oksida nitrat dalam tubuh dari sayuran.
Oksida nitrat juga berfungsi sebagai antimikroba dalam sistem pencernaan untuk membantu membunuh bakteri seperti salmonella. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika nitrit berubah menjadi nitrosamin. Nitrosamin ini merupakan penyebab paling umum dari peningkatan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker otak, payudara, esofagus, lambung, kolorektal, prostat, dan kanker pencernaan.
Bagaimana nitrat menjadi nitrosamin? Nitrit berubah menjadi nitrosamin ketika dipanaskan pada suhu tinggi, misalnya saat memanggang bacon, hotdog, atau daging merah, atau saat memanaskan makanan olahan di microwave atau dengan penggorengan pada suhu yang sangat tinggi.
Bacon, hotdog, dan daging olahan umumnya mengandung natrium nitrit dalam jumlah tinggi. Pemanasan pada suhu tinggi, terutama jika dilakukan berulang kali, dapat meningkatkan risiko perubahan nitrit menjadi nitrosamin, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko kanker pada manusia.
BACA JUGA:Inilah 10 Manfaat Oat Bagi Kesehatan dan Kecantikan, Salah Satunya Mengurangi Risiko Kanker!
Tidak hanya pada produk olahan hewan, risiko ini juga berlaku pada sayuran. Meskipun di Indonesia jarang memasak sayuran dengan suhu tinggi, seperti menggoreng kol atau terong pada suhu yang tinggi, namun hal ini juga dapat meningkatkan risiko nitrit menjadi nitrosamin.
Cara Mengurangi Konsumsi Nitrosamin
1. Perhatikan label makanan
Usahakan untuk memeriksa apakah terdapat kandungan tinggi nitrat atau nitrit pada makanan olahan, seperti natrium nitrat, natrium nitrit, kalium nitrat, atau kalium nitrit. Label makanan ini biasanya mencantumkan nitrat atau nitrit yang dapat berubah menjadi nitrosamin saat dipanaskan.