RADAR JABAR - Hari ini kita akan mengungkap kelicikan dan kebusukan dari orang yang berpura-pura baik. Namun ini mungkin hanya sebagian dari ciri-ciri orang licik yang pura-pura baik.
Anda mungkin pernah bertemu dengan orang seperti ini, bukan? Mereka selalu tersenyum, berbicara dengan lembut, dan tampaknya selalu siap untuk membantu.
Namun, di balik kedamaian mereka, terkadang tersembunyi kelicikan dan kebusukan yang sulit dideteksi.
Jadi, bagaimana kita bisa mengetahui apakah seseorang itu benar-benar baik dan tulus, atau hanya berpura-pura baik.
10 Ciri-Ciri Orang Licik Pura-Pura Baik
Inilah sederet ciri-ciri orang licik yang pura-pura baik yang mungkin adalah dirimu sendiri atau mungkin orang-orang yang ada di dekatmu.
1. Berusaha Menunjukkan Kebaikan
Ciri-ciri orang licik yang pertama yaitu mereka terlihat selalu berusaha keras menunjukkan betapa baiknya mereka, seolah-olah menjadi pahlawan dalam drama hidup mereka sendiri, siap menyelamatkan dunia dengan tindakan yang mengesankan.
BACA JUGA:Mengenal Ciri-Ciri Guilt Trip dan Cara Menghadapinya
Misalnya, memberi hadiah-hadiah yang mencolok atau melakukan hal-hal yang mencolok demi menarik perhatian. Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang perlu kita pertimbangkan. Apakah kebaikan itu sungguh tulus, atau hanya akting belaka?
Pertanyaannya, apakah mereka akan tetap sama ketika tidak ada sorotan kamera? Kita juga perlu waspada, karena tindakan yang terlalu mencolok itu bisa menjadi perisai untuk menyembunyikan sesuatu yang tidak baik di dalam diri mereka.
Jadi, ketika ada seseorang yang terlalu ingin menunjukkan kebaikan, mungkin lebih baik untuk menjaga jarak dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di balik tirai mereka. Ingatlah, kejujuran sederhana jauh lebih berharga daripada tontonan yang kosong.
2. Prinsip yang Tidak Konsisten
Orang-orang licik selalu tidak konsisten dalam nilai dan prinsip mereka, seperti peta tanpa arah, kadang setuju, kadang tidak. Bayangkan betapa sulitnya untuk berhubungan dengan orang seperti ini. Kita tidak pernah tahu apa yang mereka akan lakukan atau katakan selanjutnya.
Namun, yang perlu diingat adalah konsistensi itu penting. Nilai dan prinsip kita adalah kompas yang membimbing kita melalui kehidupan. Jadi, ketika kita melihat orang yang gelisah dan tidak konsisten, mungkin kita perlu mengingatkan mereka akan pentingnya berpegang teguh pada nilai dan prinsip yang kokoh. Jangan biarkan kebingungan mereka menular pada kita.
3. Mencari Pujian dan Pengakuan
Mereka seperti narsis di atas panggung, selalu haus akan tepuk tangan dan pujian. Setiap tindakan mereka tampaknya tidak lepas dari mencari perhatian. Mulai dari hal-hal kecil hingga yang besar, mereka selalu ingin diperhatikan, dipuji, diakui.
Bahkan, kadang-kadang itu tampak seperti kebutuhan pokok bagi mereka. Namun, yang perlu diingat adalah kejujuran dan kerja keras yang penting, bukan sekadar pujian dan pengakuan. Kita harus melakukan sesuatu karena kita yakin itu benar, bukan karena kita ingin dipuji atau diakui. Ingatlah, ketulusan itu lebih berharga daripada pujian semu.
4. Berbohong dengan Mudah
Mereka seperti tukang sulap dengan topi tinggi, siap mengeluarkan kelinci-kelinci bohong dari dalam saku mereka. Setiap kata yang keluar dari mulut mereka bisa jadi sekadar ilusi semata. Mereka bisa berbohong dengan senyuman di wajahnya, seolah-olah kebohongan itu adalah hal yang wajar di dunia.