RADAR JABAR - Indonesia mengejar pangsa pasar jamu dan obat tradisional di Kamboja karena melihat potensi besar bagi produk-produk tersebut, ungkap Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto.
Santo bertemu dengan Wakil Presiden Kamar Dagang Kamboja (Cambodia Chamber of Commerce/CCC), Lim Heng, di kantor pusat CCC di Phnom Penh pada hari Senin (29/1) untuk membahas cara meningkatkan kemitraan ekonomi antara kedua negara, demikian dilaporkan KBRI Phnom Penh pada hari Rabu (31/1).
Untuk mencapai tujuan tersebut, KBRI Phnom Penh akan menggelar beberapa kegiatan promosi tahun ini, termasuk pameran kesehatan dan kecantikan di Phnom Penh dan Sihanoukville pada bulan Juni 2024.
BACA JUGA:WHO Nyatakan Tuduhan Israel Terhadap UNRWA Sebagai
“Produk kesehatan Indonesia kini semakin diterima dengan baik oleh konsumen Kamboja. Kami yakin terdapat potensi yang sangat besar bagi produsen Indonesia, khususnya di bidang jamu dan obat tradisional," kata Santo.
Santo mengungkapkan bahwa pameran kesehatan dan kecantikan tersebut akan menjadi langkah awal sebelum acara besar yang disebut “Sousday Indonesia", yang bertujuan untuk mempromosikan perdagangan, investasi, dan pariwisata Indonesia. Kegiatan ini akan digelar di Phnom Penh pada bulan September 2024.
Santo berharap kegiatan tersebut dapat menarik partisipasi 100 perusahaan dari Indonesia dan Kamboja. Selain itu, KBRI Phnom Penh juga akan mengundang delegasi besar pengusaha Kamboja untuk menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI), pameran perdagangan internasional terbesar di Indonesia, yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2024.
BACA JUGA:Tentara Israel Berpura-pura Sebagai Tenaga Medis untuk Menyerang Rumah Sakit di Jenin
Menurut rencana, di sela-sela pameran tersebut juga akan diadakan forum untuk menjelajahi peluang kerja sama infrastruktur. Tahun ini menandai peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kamboja.
Lim menyatakan komitmen CCC untuk mendukung upaya KBRI Phnom Penh dalam memperkuat kerja sama perdagangan bilateral, investasi, dan pariwisata. Ia menekankan pentingnya upaya lebih lanjut dari pemerintah Indonesia dan Kamboja dalam mendorong interaksi antara sektor swasta kedua negara, termasuk kerja sama antara CCC dan Kamar Dagang Indonesia di Kamboja (IndoCham).
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, nilai total perdagangan antara Indonesia dan Kamboja pada periode Januari hingga November 2023 mencapai 874,5 juta dolar AS (sekitar Rp13,78 triliun), dengan nilai ekspor sebesar 788,6 juta dolar AS (Rp12,42 triliun) dan impor sebesar 85,9 juta dolar AS (Rp1,35 triliun).*