RADAR JABAR - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa proyek pembangunan dua jalur Light Rail Transit (LRT) di Bandung, yang meliputi rute Leuwipanjang-Tegalluar dan Leuwipanjang-Dago (utara-selatan), diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp20 triliun.
Mohammad Taufiq Budi Santoso, Pelaksana harian Sekda Provinsi Jawa Barat, pada hari Selasa di Bandung, menyampaikan bahwa proyek pembangunan kedua jalur LRT tersebut saat ini masih dalam proses persiapan, termasuk penyusunan dokumen yang diperlukan.
Dia menambahkan bahwa proses ini juga melibatkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah pusat, melalui Kementerian Keuangan, berkaitan dengan pendanaan proyek.
BACA JUGA:BMKG Identifikasi Sesar Baru Sebagai Pemicu Gempa Bumi di Sumedang
"LRT mudah-mudahan ya. Kita mengatur waktu penandatanganan kesepakatan induk dengan Kemenkeu. Nanti lebih baik Pak Pj Gubernur (Bey Machmudin) yang menyampaikan. Prioritas Utara-Selatan, kemudian nanti Leuwipanjang-Tegalluar, kebutuhan Rp20 triliun untuk dua ruas itu," ujar Taufiq.
Taufiq juga menambahkan bahwa LRT yang direncanakan akan terintegrasi dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.
BACA JUGA:PKS Jabar Luncurkan Branding Kampanye 'Seger 8ener'
Oleh karena itu, dia menjelaskan bahwa pihaknya berupaya melibatkan berbagai pihak dalam pembangunan LRT, termasuk sektor swasta, melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dengan tujuan mempercepat proses pembangunan.
"Dana dibantu APBN melalui Kemenkeu. Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan. LRT ingin kita campur (sumber pendanaan) dengan KPBU," kata Taufiq.
LRT yang diharapkan menjadi pengumpan (feeder) untuk KCJB Whoosh dan sebagai moda transportasi massal di Kota Bandung, diharapkan dapat dimulai pembangunannya paling lambat pada tahun 2027.*