RADAR JABAR - Siapa yang tak tahu dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau biasa kita sebut Whoosh? Ternyata pemerintah Indonesia dan masyarakat mendapatkan 3 keuntungan naik kereta cepat ini selain pada penjualan tiket.
Desain yang baik, kecepatan yang handal, ditambah dengan kecantikan pramugarinya, akhirnya kita memiliki moda transportasi umum yang berkelas. Sebelum proyek KCJB rampung, kita tahu bahwa kami telah menyelesaikan LRT dan MRT, yang pada awalnya menghadapi banyak drama dan kritik, tetapi ternyata LRT dan MRT ini sukses besar, menarik banyak penumpang dengan luar biasa.
Lalu, bagaimana dengan kereta cepat? Apakah akan mengikuti kesuksesan LRT dan MRT? Tahukah Anda bahwa kereta cepat memiliki keuntungan dari berbagai sumber selain dari penjualan tiket?
Mungkin selama ini kita berpikir keuntungannya hanya berasal dari tiket, namun secara makro, ternyata terdapat banyak keuntungan lainnya, yang akan saya bahas di luar aspek tiket dan subsidi pemerintah, tentunya.
3 Keuntungan Kereta Cepat
Ada 3 sumber pendapatan kereta cepat yang akan kami jabarkan beserta contoh konkritnya dari yang sudah terjadi di dunia.
1. Meningkatnya Sektor Pariwisata
Pertama-tama, mengapa sektor pariwisata harus menjadi fokus utama kita? Kita dapat mengambil contoh dari yang sudah terjadi di Jepang, khususnya pada rute Tokyo-Kyoto-Osaka. Sebelum adanya shinkansen, perjalanan antara Tokyo dan Kyoto menggunakan kereta konvensional memakan waktu sekitar 6-8 jam.
BACA JUGA:10 Keunggulan Mudik dengan Kereta Api Indonesia (KAI), Wajib Anda Coba!
Namun, dengan adanya shinkansen, perjalanan ini dapat diselesaikan dalam rentang waktu 2-5 jam. Hal ini membuat Kyoto dan Osaka lebih mudah dijangkau bagi wisatawan yang berkunjung ke Tokyo. Akibatnya, kedua kota ini mengalami peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun internasional.
Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut memberikan dampak ekonomi yang signifikan di Kyoto dan Osaka, menciptakan lapangan kerja di sektor pariwisata, mendukung bisnis lokal seperti hotel, restoran, dan toko suvenir, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, sahabat.
Bagaimana dengan Bandung dan Jakarta? Orang, jika berniat untuk melakukan perjalanan, pasti sudah mempersiapkan segala sesuatunya, bukan? Mulai dari aspek finansial hingga itinerari, semuanya sudah dipersiapkan.
Ke depannya, akan ada penyelenggaraan Piala Dunia U-17 di Indonesia, dan Jakarta serta Bandung menjadi salah satu daerah yang berhak menyelenggarakan acara besar tersebut. Hal ini akan menjadi ajang promosi bagi Indonesia secara keseluruhan. Bandung dan Jakarta juga akan merasakan dampak positif dari event ini.
Para penonton, mungkin ada yang berasal dari negara lain, atau setidaknya wartawan asing, baik dari Jepang, Arab, Cina, atau mungkin Yaman. Mereka pasti akan mempertimbangkan transportasi dan akomodasi yang akan mereka gunakan selama berada di Indonesia.
Mungkin para wisatawan lokal maupun asing akan lebih memilih kereta cepat untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda. Terlebih lagi, jika mereka dikejar waktu, seperti harus sampai ke destinasi A pada jam 8 pagi dan destinasi B pada jam 10 pagi. Oleh karena itu, memilih kereta cepat bisa menjadi salah satu solusi bagi mereka, sahabat.
Gua ingin menyampaikan data dari Badan Pusat Statistik bahwa Jawa Barat memiliki 128.667.116 wisatawan pada tahun 2022. Ini berarti Jawa Barat menjadi destinasi wisata nomor dua terbanyak di Indonesia, dengan Jawa Timur berada di posisi pertama.
DKI Jakarta, di urutan keempat sebagai provinsi dengan jumlah wisatawan terbanyak dari dalam dan luar negeri, dengan sekitar 63.810.040 wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Oleh karena itu, potensi Bandung atau Padalarang menjadi seperti Kyoto dan Osaka sangat besar, sahabat.