BACA JUGA:Kepala Buzzer Israel Sebar Propaganda dalam Bahasa Indonesia, Netizen: Kita Tidak Sebodoh Itu
Beberapa perwira senior bahkan percaya bahwa batalyon reguler mungkin siap untuk konflik tingkat rendah, namun, konflik skala besar dapat menjadi bencana bagi mereka.
4. Sering Menolak Bertugas di Garda Depan
Adnan Abu Amer mencatat bahwa terdapat sedikit kontrol atau pengawasan dari atas ke bawah terkait keterampilan dan pengetahuan profesional. Tentara semakin enggan untuk dipertimbangkan untuk peran tempur di garis depan.
Komandan senior tampaknya tidak bersedia mendengar atau memberikan solusi terhadap masalah ini, dan sebagai hasilnya, hubungan antara komandan senior dan prajurit didasarkan pada saling diam.
Kurangnya inisiatif dari komandan senior untuk mengatasi isu ini menyebabkan ketidakmampuan untuk meningkatkan kualifikasi dan kesiapan prajurit untuk tugas di garda depan.
5. Tidak Bisa Mengoperasikan Peralatan Tempur
Meskipun IDF berusaha meningkatkan kemampuan pertempuran multidimensi, seperti mengoperasikan helikopter tempur, mengumpulkan intelijen, menggunakan artileri presisi, serta peralatan anti-tank infanteri dan lapis baja, kenyataan di lapangan menunjukkan adanya masalah dalam penggunaan peralatan terbaru.
BACA JUGA:Sebentar Lagi Kalah! Ini 7 Kondisi yang Disembunyikan Pihak Israel Kepada Dunia
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan dan kekurangan tentara profesional yang dapat mengajari para juniornya. Upaya untuk mengintegrasikan peralatan canggih terhambat oleh kurangnya pengetahuan dan keahlian dalam pengoperasian teknologi militer terkini.
6. Emosi Masyarakat Palestina Lebih Kuat
Ancaman ini berasal dari kemarahan yang mendalam di kalangan masyarakat Palestina. Meskipun banyak demonstran Palestina yang terluka selama konflik, semangat mereka tetap tidak tergoyahkan.
Serangan udara Israel ke Palestina sering kali direspons oleh milisi di Gaza dengan penembakan roket ke kota-kota di wilayah Selatan, Pelabuhan Ashdod, dan ke arah kota Tel Aviv.
Meskipun serangan Israel menyebabkan banyak korban di Palestina, termasuk anak-anak, serangan rudal dari Palestina menciptakan ketakutan yang nyata di antara penduduk Israel.
Meskipun mereka memiliki Iron Dome yang diklaim dapat melindungi warga dari serangan roket, warga Israel masih merasa tidak aman, terpaksa berlindung siang malam. Wallahua'lam bishawab.