7 Prinsip Orang Jepang Agar Tidak Menjadi Pemalas

Rabu 13-12-2023,14:05 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Dengan menerapkan konsep Kaizen, kita dapat mencapai kesuksesan dan membangun kehidupan yang lebih baik secara berkelanjutan. Filosofi ini memberikan landasan untuk terus tumbuh dan berkembang, menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan dalam hidup kita.

3. Pomodoro (Mengatur Waktu Lebih Fokus dan Produktif)

Teknik Pomodoro adalah sistem manajemen waktu di mana Anda harus fokus secara maksimal dalam jangka waktu yang ditentukan, menurut Francesco Cirilo. Dengan membagi tugas besar menjadi unit-unit waktu kecil, Anda dapat lebih mudah menyelesaikannya.

Prinsip dasar metode ini dapat diaplikasikan dengan langkah-langkah berikut:

  • Pilih tugas dan pekerjaan yang ingin Anda selesaikan.
  • Atur timer untuk 25 menit, lalu fokuslah sepenuhnya pada pekerjaan tersebut.
  • Kerjakan tugas Anda dengan penuh konsentrasi hingga timer berdering.
  • Istirahat selama 5 menit, lakukan kegiatan sederhana yang membuat Anda rileks, seperti menyiapkan teh atau kopi, melakukan peregangan tubuh, atau berjalan keliling ruangan.
  • Setelah istirahat, lanjutkan pekerjaan selama 20 menit berikutnya.
  • Istirahat lagi selama 5 menit.
  • Ulangi proses ini sampai empat kali. Jika setelah empat putaran 25 menit tugas Anda belum selesai, beristirahat lebih lama, sekitar 15-30 menit.
  • Setelah istirahat yang lebih lama, ulangi proses di atas.

3. Hara Hachi Bu (Mengatur Pola Makan)

Mengutip dari Washington Post, penduduk Okinawa di Jepang dikenal memiliki harapan hidup tertinggi di dunia, mencapai 81,2 tahun. Sekitar 400 warga Jepang yang berusia 100 tahun atau lebih tinggal di Okinawa, dan rahasia umur panjang mereka diyakini berasal dari tradisi pola hidup yang mereka anut, yang disebut Hara Hachi Bu.

Hara Hachi Bu artinya "Makanlah sampai kenyang 80%." Kalimat ini diucapkan sebelum memulai makan untuk mengingatkan agar tidak makan sampai kekenyangan dan berlebihan.

Selain itu, penerapan Hara Hachi Bu melibatkan memperlambat tempo mengkonsumsi makanan, memberi tubuh waktu yang cukup untuk mencerna makanan dengan tenang. Teknik ini memungkinkan tubuh memberikan sinyal kenyang pada perut, sehingga asupan makanan dapat terkontrol.

Dalam menerapkan Hara Hachi Bu, disarankan untuk tidak melakukan aktivitas lain saat makan, agar dapat fokus dan makan dengan konsentrasi penuh dalam keadaan yang tenang.

Metode ini juga menyarankan untuk makan ketika senang, bukan karena kelaparan, sehingga dapat tetap berkonsentrasi, mengatur tempo makan, dan mengontrol jumlah porsi makanan yang dikonsumsi.

4. Soshins (Berpikir dengan Pola Pikir Pemula)

Sehebat apapun kita, penting untuk berpikir dengan pola pikir pemula sehingga banyak kemungkinan dapat terbuka. Merendah bukan berarti untuk tampil baik semata, juga bukan untuk melakukan upaya licik atau terselubung demi meningkatkan prestasi.

Banyak orang berusaha melejit dengan cara yang mungkin tidak anggun, seperti memamerkan kebaikan dengan maksud terselubung atau menyebarkan fitnah.

Dalam video ini, kita akan membahas konsep merendah yang sebenarnya dapat meningkatkan seseorang dengan sangat elegan. Ada pepatah yang mengatakan, "Kosongkan gelasmu sebelum menuntut ilmu," yang secara singkat mencerminkan mentalitas Soshins. Soshins berarti berpikir seperti seorang pemula.

Mentalitas Soshins berasal dari ajaran Buddha yang menganjurkan manusia untuk bersikap tidak tahu apa-apa. Dengan cara ini, ketika seseorang menerima ilmu, pikirannya akan terbuka. Lawan mentalitas Soshins adalah sikap sok tahu.

BACA JUGA:Ternyata Ini Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Simak Disini!

Merasa pintar dianggap sebagai musuh dari mentalitas Soshins. Ketika kita menyingkirkan prasangka dan bersikap seperti seorang pemula, kita menjadi lebih mudah menerima informasi baru daripada mereka yang sok merasa ahli.

5. Wabi Sabi (Menerima Ketidaksempurnaan)

Konsep Wabi Sabi berasal dari dua kata, yaitu "Wabi" yang merujuk pada keindahan dari kesederhanaan yang rendah hati, dan "Sabi" yang mengandung arti berlalunya waktu dan kemunduran. Konsep ini membawa pandangan baru terhadap kehidupan yang sangat penting dalam budaya Jepang.

Secara garis besar, Wabi Sabi mengajarkan kita untuk menerima hidup dalam segala keadaan. Konsep ini memaparkan tiga realita dalam kehidupan: pertama, ada hal-hal yang tidak dapat bertahan; kedua, ada hal-hal yang tidak pernah selesai; dan ketiga, tidak ada yang sempurna.

Kategori :