Kepala Buzzer Israel Sebar Propaganda dalam Bahasa Indonesia, Netizen: Kita Tidak Sebodoh Itu

Rabu 13-12-2023,08:58 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Serangan netizen Indonesia, Malaysia, dan Turki semakin membuat gerah pihak Israel. Bahkan kepala buzzer Israel memberikan pesan propaganda khusus untuk warga Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Hal ini mendapatkan tanggapan dari anggota Brigade JulidFiSabilillah yang menyatakan bahwa warga Indonesia dan Malaysia tidak sebodoh itu.

Pesan khusus tersebut disampaikan langsung oleh Hananya Naftali, yang merupakan kepala buzzer Israel di akun X @ HananyaNaftali. Dalam video yang diposting oleh buzzer yang diangkat langsung oleh Benjamin Netanyahu selaku Perdana Menteri Israel, Naftali mengatakan bahwa warga Indonesia dan Malaysia telah dibohongi oleh media.

Bahkan Naftali menyampaikannya dalam bahasa Indonesia, meskipun beberapa kata masih terdengar aneh. Naftali mengatakan bahwa Israel tidak memulai perang dan menyalahkan Hamas atas penyerangan sebelum 7 Oktober.

BACA JUGA:Inggris Penyebab Utama Serangan Israel di Palestina

Tidak hanya itu, dalam video tersebut, Naftali juga tak lupa menyematkan bendera Indonesia dan Malaysia yang mengapit bendera Israel.

Naftali juga menuliskan narasi dalam videonya sebagai pesan dari seorang warga Israel ke Indonesia dan Malaysia. Pernyataan Naftali langsung mendapatkan tanggapan netizen Tanah Air dan Malaysia yang menyatakan bahwa, "dia boleh bicara dengan bahasa kita tapi tidak bisa mempengaruhi kita."

Bahkan para anggota JulidFiSabillah langsung menyerukan penyerangan terhadap Naftali dan akun petinggi Israel.

Bahkan dalam sebuah group chat Brigade JulidFiSabillah kembali mengingatkan visi dari pasukan dunia maya tersebut.

  1. Memenangkan narasi Palestina di seluruh jagat maya. (Ini bagian yang Israel takuti karena berarti propaganda mereka gagal.)
  2. Demoralize IDF, politisi Israel, dan media propagandanya, mereka harus merasa tidak aman dan takut saat memposting kejahatan mereka di kanal media sosial.
  3. Menguras uang Israel dalam jumlah yang tidak sedikit. Semakin besar gerakan #JulidFiSabilillah, semakin besar pula biaya Israel dalam mengeluarkan uang untuk propaganda.

Bahkan dengan tegas salah satu akun menuliskan bahwa Indonesia dan Malaysia tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara.

“Itu selalu merupakan Palestina yang Dijajah. Kembalilah ke tempat asal kakek dan nenekmu dan tinggalkan tanah mereka. Anda mencuri tanah seseorang dan Anda berani mengatakan ‘Anda memberi mereka kebebasan untuk berjalan di sekitar tanahnya sendiri?” tulis @asmasadhak.

Ketika melihat video Naftali yang berbicara secara luwes, banyak juga netizen yang menyebut bahwa ia menggunakan tools Artificial Intelegent (AI) untuk membuat video seolah-olah ia sedang berbicara bahasa Indonesia.

BACA JUGA:Jubir IDF Sampaikan Penyebab Wabah Diare di Kelompok Pasukan Tentara Israel

“ini suara AI, pakai elevenlabs . io , buat gerakin badan juga pakai AI ini kayanya.,” tulis @ars***

“Ini yang kuperhatikan juga, logat bicaranya terlalu luwes buat ngomong Bahasa Indonesia secepat dan senyaman itu untuk itungan orang asing. Gerak tubuhnya juga kayak ada sentuhan teknologi wkwkwk. Theres something wrong with it, and thats for sure,” tulis akun @warrent.

Kategori :