Utusan Palestina Kutuk Dewan PBB Karena Gagal Capai Gencatan Senjata di Gaza

Sabtu 09-12-2023,15:19 WIB
Reporter : Salma Sepina Nurdini
Editor : Salma Sepina Nurdini

RADAR JABAR - Utusan Palestina untuk PBB, Riyad al-Mansour, mengutuk ketidakberhasilan Dewan Keamanan PBB dalam mengadopsi rancangan resolusi yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan di Gaza pada Jumat (8/12).

Resolusi tersebut, yang didukung oleh hampir 100 negara anggota PBB, dihalangi oleh veto dari Amerika Serikat (AS). Meskipun resolusi mendapat dukungan dari 13 anggota Dewan Keamanan, Inggris, sebagai anggota tetap dengan hak veto seperti AS, memilih untuk abstain.

Mansour menyatakan bahwa kegagalan ini sangat disesalkan dan merupakan suatu bencana. Dia menyoroti bahwa daripada membiarkan dewan menegakkan mandatnya dengan membuat seruan yang jelas setelah dua bulan, pihak yang terlibat dalam kekejaman diberi lebih banyak waktu untuk melanjutkan tindakan kriminal mereka.

BACA JUGA:Menlu Turki Tekankan Dukungan Terhadap Solusi Dua Negara Dalam Konflik Palestina-Israel

"Alih-alih membiarkan dewan ini menegakkan mandatnya dengan akhirnya membuat seruan yang jelas, setelah dua bulan, bahwa kekejaman harus diakhiri, para penjahat perang diberi lebih banyak waktu untuk melanggengkan kejahatan mereka. Bagaimana hal ini bisa dibenarkan? Bagaimana bisa mereka membenarkan pembantaian seluruh bangsa?" tegasnya.

Mansour mempertegas seruannya untuk mencapai gencatan senjata, mengingatkan bahwa setiap hari berarti kehilangan nyawa dan peningkatan kecepatan terjadinya kematian belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern.

"Setiap hari berarti hilangnya nyawa, orang terbunuh dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern." tegasnya

Rancangan resolusi tersebut menyerukan agar semua pihak konflik mematuhi hukum internasional, terutama dalam perlindungan warga sipil. Selain itu, resolusi menuntut pencapaian gencatan senjata kemanusiaan segera dan meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk memberikan laporan kepada Dewan Keamanan tentang pelaksanaan gencatan senjata.

Uni Emirat Arab (UAE), yang mengusulkan rancangan resolusi ini, menyatakan upaya mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut secepatnya, mengingat peningkatan jumlah korban tewas selama konflik 63 hari tersebut.

Wakil Tetap Amerika Serikat untuk PBB, Robert Wood, menegaskan bahwa pemerintahan Biden menggunakan hak vetonya karena percaya bahwa gencatan senjata dapat memungkinkan kelompok Hamas terus menguasai Gaza. Dia menambahkan bahwa selama Hamas mempertahankan ideologi penghancurannya, gencatan senjata akan bersifat sementara dan tidak akan membawa perdamaian yang berkelanjutan.

BACA JUGA:Biden Desak PM Israel Untuk Lindungi Warga Sipil Gaza

Meski AS sangat mendukung perdamaian antara Israel dan Palestina, mereka menolak seruan resolusi untuk gencatan senjata yang dianggap tidak berkelanjutan, karena hal tersebut dapat menjadi penyebab konflik berikutnya.

Lebih dari 17 ribu orang tewas di Gaza akibat penembakan dan serangan udara Israel, dengan sekitar 70 persen korban yang merupakan perempuan dan anak-anak. Lebih dari 46 ribu lainnya mengalami luka, dan sekitar 1,8 juta warga Palestina menjadi pengungsi internal.

Perang dimulai oleh Israel sebagai tanggapan terhadap serangan lintas batas dari kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober, yang menyebabkan kematian 1.200 warga Israel. Sekitar 240 orang dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera.*

Kategori :