Keluarga Pelaku dan Guru Intimidasi Leon Usai Dibully hingga Patah Tulang, SD Yuwati Bhakti jadi Sorotan

Jumat 08-12-2023,09:31 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

“Pasca lengannya patah, guru-guru bukan segera membawa Leon ke RS, namun malah menyusun siasat dan kronologis yang akan disampaikan kepada orang tua Leon, bahkan orang tua pelaku datang lebih dulu dibanding orangtua Leon sendiri,” sambung Mellisa.

Selama peristiwa tersebut, orang tua Leon sepenuhnya tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Kemudian, tangan Leon dioperasi dan sembuh. Namun, menurut cerita Mellisa, nasib malang Leon tidak berakhir di situ saja.

Ketika ia kembali ke sekolah, ia terus menerima tekanan fisik dan psikologis dari teman-temannya, sementara pihak guru cenderung memihak para pelaku.

“Pasca tangannya sembuh, Leon masih terus bersekolah. Di sekolah itu dengan santapan intimidasi setiap hari, ia takut dan tak mampu bercerita kepada siapa pun. Terbayang nanti ia akan dikeroyok oleh banyak pihak jika bercerita. Hingga Leon menjadi sosok pemurung dan diam,” paparnya lagi.

Setelah 7 (tujuh) bulan berlangsung, orang tua Leon kabarnya baru mengetahui kronologi sebenarnya terkait apa yang dialami oleh putranya itu.

“Terbayang, baru 7 bulan setelah kejadian itu ayah Leon baru mengetahui kejadian yang sebenarnya, bahwa Leon didorong dan ditindih temannya dan semua guru tahu hal tersebut,” jelasnya.

Berikutnya, Leon diajak ke seorang psikolog untuk mengidentifikasi penyebab perubahan perilakunya dari seorang anak yang ceria menjadi anak yang pemurung dan pendiam. Ternyata, selama periode 12 bulan, ia mengalami serangan psikis dan fisik, bukan hanya dari teman-temannya di sekolah, tetapi juga dari para guru.

“Menurut keterangan Leon, bahkan guru-guru dan orang tua pelaku juga kerap mengintimidasi dan tak segan juga melakukan kekerasan fisik terhadap Leon, tak terbayangkan Leon menyimpan semua itu sendiri hampir setahun ini,” tukasnya.

Menurut indikasi dari Mellisa, tampaknya pelaku perundungan adalah anak-anak yang memiliki orang tua yang berpengaruh di daerahnya. Akibatnya, pihak sekolah tidak dapat mengambil tindakan apa pun dan lebih condong memberikan perlindungan kepada para pelaku.

“Saya sudah bertemu Leon, dia sampai bercerita dia sempat ingin minum obat tidur, karena benar-benar tidak bisa tidur akibat merasa takut dan tertekan, dalam sekali luka batin anak ini, entah di mana hati pihak sekolah dan orang tua pelaku,” tandasnya.

Kasus Sudah Dilaporkan ke Polisi, Namun Tidak Kunjung Ada Kejelasan

Selanjutnya, Mellisa juga mengungkapkan bahwa orang tua Leon sebelumnya telah melaporkan kasus ini ke Polres Kota Sukabumi. Namun, setelah kasusnya dilaporkan ke Polisi pada tanggal 16 Oktober 2023, perkembangannya terhenti atau terhambat.

“Ayah Leon sudah melaporkan hal ini ke Polres Kota Sukabumi sejak 16 Oktober lalu, namun hingga saat ini proses hukum tidak kunjung naik ketahap penyidikan, hingga saat ini orang tua Leon terus berjuang mencari keadilan bagi anaknya,” papar Mellisa.

BACA JUGA:Riwayat Regi Nazlah Dibongkar Netizen, Pernah Menjadi Pelaku Bullying saat SMP

Berdasarkan penelusuran, kasus kekerasan dan bullying ini memang sudah masuk ke Polres Sukabumi pada tanggal 16 Oktober 2023. Di mana saat itu keluar Surat Tanda Terima Laporan Polisi atau STTLP dengan nomor STTLP/367/X/2023/SPKT/POLRES SUKABUMI KOTA/POLDA JAWA BARAT.

Pada 17 Oktober 2023, Iptu Astuti Setyaningsih, Kepala Seksi Humas Polres Sukabumi Kota, mengumumkan bahwa laporan polisi yang melibatkan tiga siswa SD telah diserahkan kepada Unit PPA Reskrim Polres Sukabumi Kota untuk ditangani.

Kategori :