RADAR JABAR - Spotify mengumumkan rencananya untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 17 persen dari total karyawan dalam upaya pengurangan biaya. Pengumuman ini disampaikan oleh CEO Spotify, Daniel Ek, kepada karyawan pada Senin (4/12).
Menurut laporan The Verge pada hari yang sama, berdasarkan jumlah karyawan total sebanyak 9.241 yang diungkapkan dalam laporan keuangan terakhir, diprediksi bahwa lebih dari 1.500 orang akan terkena dampak dari pemutusan ini.
Dalam memo kepada karyawan, Ek menjelaskan bahwa keputusan ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat dan peningkatan biaya, dengan tujuan membuat Spotify menjadi perusahaan yang lebih efisien.
"Hari ini, kita masih memiliki terlalu banyak orang yang ditugaskan untuk mendukung pekerjaan dan bahkan melakukan pekerjaan di sekitar pekerjaan daripada berkontribusi pada peluang dengan dampak nyata," tulis Ek.
BACA JUGA:5 Cara Mengatasi Lirik Lagu Tidak Muncul di Spotify, Kenali Penyebab Masalahnya
"Saat kita tumbuh, kita telah terlalu jauh meninggalkan prinsip dasar ketangkasan ini," tambahnya.
Ini merupakan ketiga kalinya Spotify melakukan pemutusan besar-besaran dalam tahun ini. Pada bulan Januari, perusahaan mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja sekitar 6 persen dari total staf, yang setara dengan sekitar 600 karyawan.
Kemudian, pada bulan Juni, diumumkan bahwa sekitar 200 peran tambahan akan dihapus dari divisi podcast perusahaan.
Selain dari upaya pengurangan biaya, Spotify juga telah berusaha meningkatkan pendapatan dengan menaikkan harga beberapa paket langganannya di beberapa pasar, termasuk di Amerika Serikat, pada musim panas.
Keputusan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja kali ini datang setelah jumlah karyawan Spotify mengalami peningkatan yang signifikan selama pandemi COVID-19, dengan jumlah karyawan hampir dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir, seperti yang dilaporkan oleh The Wall Street Journal (WSJ).
Dalam memo tersebut, Daniel Ek mempertahankan keputusannya untuk memperluas tim selama periode tertentu, namun, ia menyatakan bahwa saat ini perusahaan beroperasi dalam suatu konteks yang sangat berbeda.
BACA JUGA:Spotify Akan Tambahkan Fitur Video Musik, Ingin Bersaing dengan Youtube?
Menurut memo Ek, karyawan yang terkena dampak dari pemutusan hubungan kerja (PHK) terbaru di Spotify akan menerima pesangon sekitar lima bulan gaji, dan selama periode tersebut, perusahaan akan terus menanggung biaya kesehatan mereka.
Sejarah Spotify menunjukkan orientasi lebih pada pertumbuhan daripada mencari keuntungan triwulanan, tetapi Wall Street Journal (WSJ) mencatat bahwa investor semakin mendorong perusahaan untuk mencapai profitabilitas dalam setahun terakhir.
Ek sebelumnya menyatakan kepada para investor tahun lalu bahwa dia bertujuan agar Spotify mencapai keuntungan pada tahun 2024.