RADAR JABAR - Badan Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (United Nations Relief and Work Agency for Palestine Refugees in the Near East/UNRWA) melaporkan bahwa sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober, 108 stafnya tewas di Jalur Gaza. Pada tanggal tersebut, kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas, diikuti oleh pemboman tanpa pandang bulu dan serangan darat oleh Israel, yang mengakibatkan lebih dari 14 ribu korban tewas.
"Ini adalah jumlah tertinggi pekerja bantuan PBB yang tewas dalam konflik sepanjang sejarah"ujar organisasi tersebut.
Dalam pernyataan pada Rabu malam (22/11), UNRWA menyatakan bahwa jumlah ini merupakan jumlah tertinggi pekerja bantuan PBB yang tewas dalam konflik sepanjang sejarah organisasi tersebut.
"Setidaknya 40 persen telah tewas di selatan Wadi Gaza." tambah pernyataan tersebut.
BACA JUGA:Menlu RI Retno Tegaskan Bahwa Harus Menghormati Hukum Humaniter
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan bahwa sebagian besar korban adalah staf yang kehilangan anggota keluarga mereka, termasuk anak-anak.
"Saya tidak pernah percaya bahwa sebagai komisaris jenderal saya akan merencanakan upacara peringatan untuk staf saya jauh-jauh hari. Ini tidak bisa dilanjutkan," katanya,
"Situasi sekarang sangat buruk. Situasi sekarang bisa dan akan menjadi lebih buruk jika kita tidak bertindak." lanjutnya, menekankan bahwa situasi saat ini sangat buruk dan bisa menjadi lebih buruk jika tidak ada tindakan.