Apa Arti Bahagia? Begini Menurut Filsuf Yunani Kuno

Rabu 22-11-2023,14:11 WIB
Reporter : Cucun siti Maryam
Editor : Cucun siti Maryam

RADAR JABAR - Konsep bahagia atau kebahagiaan telah menjadi fokus perenial bagi manusia sepanjang sejarah.

Para filsuf Yunani kuno, dengan pandangan filosofis mereka yang mendalam, memberikan kontribusi berharga untuk memahami esensi dari kebahagiaan.

Dalam pemikiran mereka, kebahagiaan bukanlah sekadar keadaan perasaan yang sementara, tetapi lebih merupakan tujuan hidup yang mendalam dan abadi.

 

Berikut adalah pemahaman mereka tentang kebahagiaan:

1. Eudaimonia: Keberhasilan Sejati Menurut Aristoteles

Aristoteles, salah satu filsuf Yunani paling terkenal, mengemukakan konsep eudaimonia sebagai kebahagiaan sejati.

Baginya, eudaimonia bukanlah sekadar kenikmatan fisik atau kesenangan sesaat, melainkan pencapaian potensi dan tujuan hidup yang sejati.

Kebahagiaan, menurut Aristoteles, terletak pada pemenuhan tujuan moral dan intelektual manusia.

Hidup sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, seperti kebijaksanaan, keberanian, dan keadilan, merupakan kunci untuk mencapai eudaimonia.

 

BACA JUGA:5 Cara Mudah Meraih Kebahagiaan dalam Kehidupan Sehari-hari

 

2. Aponia dan Ataraxia: Ketenangan Jiwa Menurut Epikuros dan Stoikisme

Filsuf Yunani seperti Epikuros dan para stoik, seperti Seneca dan Epiktetos, menekankan pentingnya kedamaian batin dalam pencarian kebahagiaan.

Epikuros menekankan aponia, yaitu ketiadaan rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik, sebagai bagian integral dari kebahagiaan.

Stoik, di sisi lain, menggagas konsep ataraxia, yaitu ketenangan jiwa yang diperoleh melalui penerimaan takdir dan kebijaksanaan dalam menghadapi cobaan hidup.

 

3. Cinta dan Kebaikan Menurut Plato

Plato, seorang murid Socrates, menyajikan pandangan yang kaya tentang kebahagiaan melalui karya-karyanya. Baginya, kebahagiaan berkaitan erat dengan cinta dan kebaikan.

Kategori :