RADAR KABAR - Menangis adalah respons alami manusia terhadap berbagai emosi, seperti kesedihan, kebahagiaan, atau bahkan stres. Namun, terkadang, menangis terlalu lama dapat menyebabkan dampak yang tidak diinginkan, salah satunya adalah sakit kepala.
Artikel ini akan menjelaskan mengapa kelamaan menangis bisa membuat kepala terasa pusing dan bagaimana fenomena ini terjadi.
Faktor Kimia dalam Air Mata
Air mata memiliki komposisi kimia yang berbeda tergantung pada jenisnya. Ada tiga jenis air mata: basal, refleks, dan emosional. Air mata emosional, yang dihasilkan saat menangis, mengandung lebih banyak protein dan hormon stres dibandingkan dengan air mata lainnya.
Saat menangis dalam waktu yang lama, paparan berlebihan terhadap zat-zat ini dapat berkontribusi pada terjadinya sakit kepala.
Selain itu, air mata emosional juga mengandung endorfin, yaitu zat kimia yang berperan dalam meredakan stres dan meningkatkan perasaan bahagia. Namun, produksi endorfin yang berlebihan akibat menangis berkepanjangan dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan ketidakseimbangan kimia dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu sakit kepala.
Tekanan pada Mata dan Kepala
Menangis dapat menyebabkan tekanan pada mata dan kepala. Ketika seseorang menangis, otot-otot di sekitar mata dan wajah bekerja lebih keras dari biasanya. Tekanan yang terjadi dapat merambat ke daerah kepala dan leher, menyebabkan ketegangan otot. Ketegangan ini dapat memicu sakit kepala dan sensasi pusing.
Selain itu, ketika seseorang menangis, ia cenderung menghela napas secara dalam dan seringkali tanpa disadari menahan napas. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam tubuh, termasuk dalam kepala. Peningkatan tekanan ini dapat memberikan kontribusi pada rasa pusing dan sakit kepala yang dirasakan setelah menangis dalam waktu lama.
BACA JUGA:Mengenal Hypophrenia, Kondisi Seseorang Sering Menangis Tanpa Sebab
Dehidrasi
Menangis dapat menyebabkan dehidrasi karena kehilangan cairan melalui air mata. Dehidrasi dapat menyebabkan penurunan volume darah dan mengurangi aliran darah ke otak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan sakit kepala.
Penting untuk diingat bahwa tubuh manusia memerlukan jumlah cairan yang cukup untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal, termasuk keseimbangan tekanan darah dan sirkulasi darah ke otak.