Saat stroke menimpanya, seorang kru televisi Israel berhasil merekam gambar terakhirnya di belakang sebuah mobil ambulans. Dia terbaring setengah duduk dalam keadaan sadar, itulah gambar terakhir dari Sharon yang diabadikan oleh media.
Pada saat itu, keluarga Sharon dengan sengaja menutup segala informasi tentang kondisinya. Salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah Zionis Israel, Sharon, palsu dihadiri oleh banyak pengunjung di Kishon Gallery, sementara Sharon asli terbaring kaku tak sadarkan diri beberapa kilometer jauhnya, di Shem Sheba Medical Center Tel Hasmer.
Ariel Sharon yang akrab dipanggil sebagai Sharon, terkena stroke berat sehingga otaknya tergenang darah. Beberapa media internasional bahkan melaporkan bahwa dia telah meninggal.
Memang, hal itu wajar mengingat kondisi Sharon. Setelah dinyatakan stabil pada 5 Januari 2006 oleh tim dokter di Rumah Sakit Hadasah, keesokan harinya, Sharon kembali dimasukkan ke ruang operasi.
Pada hari keenam, dokter berusaha membangunkannya dari keadaan koma dengan mengurangi dosis obat anestesi. Ia akhirnya mampu bernapas sendiri dengan bantuan respirator dan memberikan sedikit respon terhadap rasa sakit di lengan dan kakinya.
Meskipun keluarga telah memutar musik klasik karya Mozart, musik kesukaannya sebagaimana disarankan oleh dokter, Sharon yang telah dipindahkan ke rumah sakit lain tidak menunjukkan tanda-tanda bangun.
Pekan berganti pekan, bulan berganti bulan, Sharon tidak lagi dikabarkan menderita pendarahan pada otaknya, namun infeksi yang bergeser dari satu organ tubuh ke organ lain secara bergantian terus menyerangnya.
Tim dokter yang merawatnya hanya memberikan dua jenis kabar tentang Sharon. kondisinya semakin memburuk karena gangguan pada organ-organ tubuhnya atau stabil namun tetap dalam keadaan koma.
Sharon Selalu Dihantui Rasa Bersalah Menjelang Kematiannya
Sebelum jatuh koma, asisten pribadinya mengisahkan bahwa Sharon sering terganggu oleh satu mimpi yang sama dan terus berulang setiap malam.
Dalam mimpi tersebut, Sharon ditangkap oleh penduduk Gaza yang penuh amarah dan dendam karena tindakannya menyerang tanah Palestina. Sharon disiksa dalam mimpi itu, dirantai tangan dan kakinya, kemudian diarak di sekitar Bandar Gaza dan dilemparkan ke dalam api.
Mimpi tersebut menghantui Sharon setiap malam hingga dia jatuh koma. Hanya asisten pribadinya yang mengetahui tentang penderitaan Sharon karena mimpi-mimpi tersebut.
Asisten pribadi ini mengungkapkan tentang mimpi-mimpi Sharon kepada publik Israel pada tahun 2008. Berita ini disiarkan oleh masyarakat Israel dan dikutip oleh media-media di Asia Barat, sehingga informasi tersebar.
Perjalanan Hidup Ariel Sharon hingga Mati dengan Hina
Ariel Sharon dikenal sebagai musuh Islam yang sangat kejam dan suka menumpahkan darah yang menderita kondisi otak yang merusak tubuhnya secara menyeluruh, meskipun masih hidup.
Sejak usia 14 tahun, Sharon menerjemahkan dukungannya terhadap zionisme dengan menyerang rakyat Palestina. Dia bergabung dengan kelompok Haganah, kemudian masuk ke satuan infanteri Israel Brigade Alexandroni, melakukan serangan brutal terhadap rakyat Palestina. Meskipun mengalami luka parah dan hampir tewas, karir militernya terus menanjak.