RADAR JABAR - Pengguna TikTok mengekspresikan kekagetannya ketika berita tentang kematian seorang mahasiswa 20 tahun pada 2008 akibat 'Sindrom Nasi Goreng' kembali viral di internet 15 tahun kemudian.
Popularitas tiba-tiba dari video tersebut mendorong banyak orang untuk menyuarakan keprihatinan mereka mengenai keamanan pangan dan pentingnya praktik penyimpanan makanan yang tepat.
Sindrom nasi goreng adalah suatu kondisi keracunan yang terjadi setelah mengonsumsi makanan kering tertentu. Makanan seperti pasta dan nasi, ketika dalam kondisi kering, bisa mengandung bakteri Bacillus cereus.
Bagi sebagian besar orang, 'Sindrom Nasi Goreng' mungkin dianggap terkait dengan hanya makan nasi, tetapi sebenarnya memiliki dimensi lebih luas.
BACA JUGA:Rahasia Resep Membuat Nasi Goreng Ala Abang-abang Gerobakan, Enak, Wangi, Gampang Dibuat di Rumah
Mari kita telusuri lebih dalam insiden yang menyebabkan kematian tragis seorang pemuda 20 tahun setelah mengonsumsi sisa makanan.
'Sindrom Nasi Goreng' akibat Sisa Pasta
Kasus kematian seorang mahasiswa berusia 20 tahun di Brussels, Belgia, menjadi viral melalui sebuah video TikTok. Meskipun sebenarnya kasus ini sudah didokumentasikan dalam Journal of Clinical Microbiology.
Mahasiswa tersebut, yang sedang belajar, memasak pasta pada hari Minggu, lalu tidak menyimpannya di lemari es untuk mencegah pembusukan, melainkan meninggalkannya di meja dapur.
Lima hari kemudian, sekitar pukul 8 malam, ia memanaskan dan mengonsumsi kembali pasta tersebut.
Tanpa menyadari bahwa pasta itu telah terkontaminasi oleh bakteri, dalam beberapa jam dia merasakan efeknya.
Tak lama setelah mengonsumsi pasta basi yang terkontaminasi, ia mulai mengalami serangkaian gejala seperti mual, sakit kepala, sakit perut, diare, dan muntah.
Sekitar jam 4 pagi, hampir 10 jam setelah makan pasta, dia ditemukan telah meninggal. Jenazahnya dikirim untuk diotopsi, yang menunjukkan adanya nekrosis hati sentrilobular sedang yang menyebabkan kegagalan organ.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Nasi Goreng Terenak di Bandung: Menjelajahi Kelezatan Kuliner Khas Kota Kembang
Meskipun otopsi tertunda karena beberapa alasan, sehingga penyebab pasti kematian tidak bisa ditentukan secara akurat.