RADAR JABAR - Istilah "attention seeker" atau pencari perhatian adalah salah satu frasa yang sering digunakan dalam budaya populer dan bahasa sehari-hari kita.
Meskipun sering digunakan, definisi dan konotasi istilah ini mungkin berbeda bagi berbagai orang. Artikel ini akan mengungkap apa yang sebenarnya dimaksud dengan "attention seeker," apa yang mendorong perilaku semacam ini, dan bagaimana kita seharusnya meresponsnya.
Pengertian Attention Seeker
Secara sederhana, attention seeker merujuk pada seseorang yang secara berlebihan mencari perhatian, pengakuan, atau validasi dari orang lain.
Orang dengan perilaku attention seeking cenderung menarik perhatian diri mereka sendiri dengan cara yang berlebihan dan terkadang merugikan.
Mereka mungkin mencari perhatian positif atau negatif, yang berarti mereka mungkin melakukan hal-hal baik atau buruk untuk mendapatkan perhatian.
Perilaku attention seeking dapat berkisar dari tindakan sehari-hari yang umum, seperti berbicara tentang pencapaian pribadi, hingga perilaku ekstrem yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Hal ini sering kali mencakup berbicara terlalu keras, berpakaian mencolok, berbohong, mencari konfrontasi, atau bahkan menyebarkan berita palsu.
BACA JUGA:7 Cara Efektif Mengatasi Panic Attack
Apa yang Mendorong Perilaku Attention Seeking?
Perilaku attention seeking dapat berasal dari berbagai faktor dan motivasi yang kompleks. Beberapa faktor yang mungkin mendorong seseorang menjadi attention seeker meliputi:
Kurangnya Perhatian dan Cinta: Beberapa orang mungkin tumbuh dalam lingkungan di mana mereka merasa tidak mendapatkan cukup perhatian atau cinta dari keluarga atau teman-teman mereka. Oleh karena itu, mereka mencari perhatian dari sumber lain untuk mengisi kekosongan ini.