Sejarah Lahirnya Hamas dan Fatah, Kelompok Paling Berpengaruh di Palestina

Kamis 12-10-2023,17:43 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Mahmud Abbas, petinggi Fatah yang menjabat sebagai presiden Otoritas Palestina, terlibat dalam konflik politik dengan Ismail Haniyah, petinggi Hamas yang menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina.

Abbas berupaya mengurangi pengaruh Hamas di pemerintahan, tetapi juga berusaha mempertahankan pengaruh Fatah atas aparat bersenjata Otoritas Palestina.

Hamas membalas dengan membentuk aparat bersenjata sendiri dan berupaya menggantikan pemerintahan Fatah dengan membentuk kabinet pertama yang mayoritas diisi oleh anggota Hamas.

Konflik antara kedua pihak mencapai puncaknya saat kelompok bersenjata Hamas berhasil mengambil alih Gaza secara penuh pada tahun 2007, sementara Fatah yang lebih kuat di Tepi Barat mengusir semua anggota Hamas dan menguasai secara penuh Tepi Barat.

Upaya untuk mendamaikan kedua kekuatan utama di tubuh bangsa Palestina ini sudah dilakukan beberapa kali melalui perundingan, seperti pada tahun 2012 di Kairo, Mesir, dan yang terakhir pada tahun 2020 ketika Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

BACA JUGA:Bukti Hamas vs Israel Membuka Gerbang Perang Akhir Zaman, Dajjal dan Imam Mahdi Semakin Dekat

Fatah dan Hamas kembali berunding untuk membentuk suatu perlawanan bangsa Palestina yang lebih bersatu. Namun, hingga saat ini, situasi politik di Palestina tidak banyak berubah.

Hamas tetap menjadi penguasa tunggal di Gaza dan memilih perjuangan bersenjata, sedangkan Fatah tetap memegang kendali di Tepi Barat dan dianggap sebagai pemerintahan bangsa Palestina yang diakui oleh dunia internasional.

Tentang cara yang paling baik dan menguntungkan bagi masa depan orang-orang di Palestina, itu adalah pertanyaan yang kompleks dan kontroversial.

Beberapa orang percaya bahwa rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas serta pembentukan pemerintahan Palestina yang bersatu adalah langkah terbaik untuk mencapai perdamaian dan kemajuan.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa pengakuan eksistensi Israel dan menahan diri dari kekerasan adalah langkah yang diperlukan untuk mencapai solusi yang berkelanjutan.

Akhirnya, keputusan tentang langkah yang terbaik untuk Palestina akan tergantung pada kesepakatan dan upaya bersama dari semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

Kategori :