Sejarah Lahirnya Hamas dan Fatah, Kelompok Paling Berpengaruh di Palestina

Kamis 12-10-2023,17:43 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Para pejuang Palestina dan para pemimpin Arab awalnya berpikir bahwa serangan gerilyawan terhadap pemukiman dan tentara Israel akan berakhir dengan pemukim Yahudi meninggalkan tanah Palestina, seperti yang terjadi pada saat pengusiran Belanda atau Perancis dari Vietnam.

Namun, dugaan itu ternyata salah, karena serangan lintas batas yang sudah berlangsung sejak akhir tahun 1940-an hingga awal 1970-an tidak menghasilkan banyak pencapaian baik secara militer maupun politik.

Akibatnya, Yasser Arafat dan para petinggi PLO lainnya mulai memikirkan cara baru untuk menekan Israel. Mereka mencoba melancarkan serangan teror di seluruh dunia untuk mengangkat isu kemerdekaan Palestina.

Pada September 1972, organisasi Black September yang berada di bawah komando Fatah menyandera 11 atlet Israel di Munich, Jerman Barat, saat sedang berlangsung Olimpiade tahun 1972.

Semua atlet Israel kemudian tewas, dan organisasi ini juga melancarkan berbagai aksi lain, seperti plot pengeboman di New York, pengeboman pada sebuah sinagoge di Belgia, dan pembajakan pesawat hingga mencapai 51 aksi. Cara-cara ini sukses mendapatkan perhatian internasional.

Bahkan, pada tahun 1980-an, PLO memiliki utusan dari lebih dari 80 negara, lebih banyak daripada pengakuan dunia internasional terhadap Israel pada saat itu.

Namun, tentu ada harga mahal yang harus dibayar. Israel melakukan invasi ke Lebanon dan bahkan menghancurkan kekuatan PLO di sana antara tahun 1982-1985. Para anggota PLO selamat, namun terpaksa mengungsi ke Tunisia.

Sejarah Lahirnya Hamas

Hamas lahir dan tumbuh di Jalur Gaza sebagai gerakan yang terinspirasi dan terhubung dengan kelompok Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Salah satu pendirinya, Syekh Ahmad Yasin, meyakini pemikiran tokoh Ikhwanul Muslimin, Hasan al-Banna, mengenai pentingnya pendidikan di kalangan umat Muslim, sambil tetap mempertahankan jati diri dan nilai-nilai keislaman.

Hamas pada awalnya adalah gerakan sosial yang banyak terlibat dalam pengembangan masyarakat Palestina di Gaza, terutama dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Mereka bahkan mendapatkan dukungan dari Israel yang saat itu menduduki Jalur Gaza. Namun, Israel saat itu mendukung Hamas, dan banyak pengikut pertama Hamas dari kelompok Ikhwanul Muslimin tidak terlibat secara aktif dalam berbagai serangan bersenjata gerilyawan Palestina terhadap Israel.

Pemerintah Israel juga berpendapat bahwa Hamas, yang semakin populer di kalangan penduduk Gaza dengan pemikiran religius mereka, bisa menjadi pesaing bagi PLO, khususnya Fatah, dan kaum pemikir nasionalis lainnya yang saat itu aktif melancarkan berbagai aksi bersenjata.

Namun, segalanya berubah saat pecahnya Intifadah pertama pada tahun 1987. Empat pekerja Palestina tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi terlibat dalam tabrakan dengan kendaraan militer Israel. Kabar ini menyebar ke seluruh Palestina, termasuk Tepi Barat dan Kota Gaza.

Akibatnya, penduduk Palestina turun ke jalan dan melancarkan demonstrasi terhadap Israel. Bentrokan pun pecah dengan aparat keamanan Israel, dan dengan cepat berubah menjadi kerusuhan.

Hampir seluruh Tepi Barat dan Kota Gaza, bersama dengan kelompok perjuangan Palestina di dalam PLO, bersatu dalam perlawanan rakyat ini yang dikenal dengan istilah Intifadah pertama.

 Selama lebih dari 2 tahun, kekerasan sipil terjadi antara warga Palestina, aparat Israel, dan para pemukiman Yahudi di Gaza dan Tepi Barat.

Kategori :