RADAR JABAR - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru saja mengumumkan Suku Baduy yang berada di Banten resmi memutus seluruh koneksi internet dan menjadi blank spot.
Keputusan ini didasarkan pada permintaan pemerintah daerah untuk menghentikan seluruh saluran telekomunikasi di daerah tersebut.
Jaro Saija, salah satu pemimpin suku tersebut, menjelaskan bahwa selain membawa banyak dampak positif, internet juga memberikan banyak dampak negatif bagi warganya.
Sebagian warga menilai internet membawa dampak yang bertentangan dengan moral dan nilai-nilai Suku Baduy.
BACA JUGA:Saba Budaya Baduy Dalam, Kearifan Lokal yang Harus Dilestarikan!
Suku Baduy merupakan sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Populasi mereka sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar.
Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Baduy Dalam.
Suku Baduy termasuk sub-suku dari suku Sunda, mereka dianggap sebagai masyarakat Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.
Masyarakat Baduy menolak istilah "wisata" atau "pariwisata" untuk mendeskripsikan kampung-kampung mereka. Sejak 2007, untuk mendeskripsikan wilayah mereka serta untuk menjaga kesakralan wilayah tersebut, masyarakat Badui memperkenalkan istilah "Saba Budaya Badui", yang bermakna "Silaturahmi Kebudayaan Badui"