RADAR JABAR - Gunung Bromo merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo, Pegunungan Tengger Semeru, Jawa Timur. Pegunungan ini memiliki lautan pasir dan kawah yang sangat eksotis, serta pemandangan matahari terbit yang indah.
Namun peristiwa miris terjadi pada Rabu, 7 September 2023, saat pengunjung melakukan prewedding sambil menyalakan flare hingga percikan apinya mengenai rumput kering. Api tersebut semakin meluas dan menyebabkan savana di bukit Teletubbies terbakar.
Kawasan Bromo terletak pada ketinggian 2392 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh empat kabupaten yang berada di wilayah provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang.
Gunung ini berasal dari kata "Brahma," salah satu Dewa utama dalam agama Hindu, dan ternyata memiliki fakta menarik yang patut untuk disimak.
7 Fakta Menarik Gunung Bromo
Berikut adalah fakta menarik tentang gunung Bromo dengan segala keindahannya dan legenda yang masih menyimpan misteri.
1. Sejarah Terbentuknya Gunung Bromo
Menurut sejarah, terbentuknya Gunung Bromo dan lautan pasirnya berawal dari dua gunung yang berdekatan dan saling berhimpitan, keduanya dinamakan Gunung Tengger.
BACA JUGA:Indahnya Bromo, Surga Tersembunyi di Tengah Jawa Timur yang Wajib Kamu Kunjungi!
Pada waktu itu, Gunung Tengger merupakan gunung terbesar dan tertinggi. Kemudian, terjadi letusan kecil di salah satu gunung tersebut, yang menyebabkan materi vulkanik terlempar ke arah Tenggara. Hal ini membentuk sebuah lembah besar dan dalam.
Selanjutnya, terjadi letusan besar yang menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari delapan kilometer. Dalam kaldera tersebut, material vulkanik dari letusan gunung tersebut menumpuk dan sekarang membentuk lautan pasir.
Diduga bahwa kaldera ini dulu pernah terisi oleh air. Aktivitas lanjutan dari letusan gunung tersebut menciptakan lorong magma di tengah kaldera, yang kemudian memunculkan beberapa gunung, seperti Gunung Watangan, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, Gunung Batok, dan Gunung Bromo. Selain itu, terbentuk juga lautan pasir di dalam kaldera ini.
2. Legenda Masyarakat tentang Bromo
Berdasarkan legenda yang beredar di tengah masyarakat, asal-usul suku Tengger berasal dari masa pemerintahan Raja Brawijaya. Pada saat itu, ada seorang anak perempuan bernama Roro Anteng yang menikah dengan Joko Seger.
Nama "Tengger" berasal dari legenda tentang Roro Anteng dan Joko Seger, yang diyakini sebagai asal-usul nama "Tengger." "Ten" adalah akhiran dari nama Roro Anteng, dan "ger" berasal dari "jaga segede" (besar) Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma, dan kemudian orang Jawa menyebutnya Gunung Bromo.
3. Upacara Kasada
Upacara Kasada selalu diadakan pada bulan Desember, di mana pada bulan tersebut banyak wisatawan yang mengunjungi Gunung Bromo. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk ucapan tanda syukur atas hasil ladang dan ternak masyarakat sekitar Gunung Bromo.
Upacara Kasada merupakan hari raya adat suku Tengger yang diselenggarakan setiap hari ke-14 dalam bulan Kasada dalam penanggalan Jawa. Selama upacara ini, suku Tengger melemparkan aneka sesaji berupa sayuran, buah-buahan, hasil ternak, dan bahkan uang ke kawah Gunung Bromo.
4. Pemandangan Matahari Terbit
Selain lautan pasir dan kaldera yang memukau, pemandangan matahari terbit juga menjadi salah satu keindahan yang sangat menarik untuk disaksikan. Keindahan ini bisa dinikmati dari sebuah tanjakan yang disebut sebagai Puncak Pananjakan.