Untuk multitasking, Anda dapat menggunakan layar terbagi (split screen) atau mengubah aplikasi menjadi jendela pop-up. Gesture juga tersedia di sini, cukup dengan menggeser tiga jari ke kanan atau kiri, lalu pilih F2.
Sayangnya, fitur split screen-nya selalu vertikal, yang berarti tidak memungkinkan untuk menonton video secara penuh saat menggunakan mode split screen ini. Selanjutnya, terkait dengan keyboard, khususnya Google Keyboard, ada beberapa masalah di mana dalam beberapa posisi, keyboardnya masih menyatu dan tidak terbagi.
Ini mungkin disebabkan oleh penggunaan ROM China, yang tidak selalu kompatibel dengan ROM global. Namun, jika ponsel ini akan dijual secara global, seharusnya masalah seperti ini sudah diperbaiki.
Uji Coba Bermain Game
Untuk pengujian gaming, Xiaomi Mix Fold 3 mampu menjalankan game dengan baik. Dalam pengujian dengan framerate (FPS) 60fps dan mode kinerja diaktifkan, hasilnya hampir sempurna dengan FPS rata-rata sekitar 59,7 selama 13 menit bermain.
Namun, suhu ponsel cukup tinggi, mencapai 46,5 derajat Celsius, terutama pada layar dalamnya. Sementara itu, layar luar dan cover belakangnya tetap cukup panas, yaitu sekitar 38 derajat dan 44,6 derajat Celsius.
Perpindahan layar dari luar ke dalam dan sebaliknya mengalami sedikit penurunan frame rate, tetapi tidak signifikan. Ini terlihat pada sekitar menit kedua saat berpindah ke layar dalam dan pada menit 5,30 saat kembali ke layar luar. Selama 13 menit bermain, baterai turun sekitar 8%.
Mungkin ada tips kecil, jika Anda berencana untuk bermain dalam waktu lama, Anda dapat menggunakan layar dalam agar panasnya lebih mudah tersebar. Selain itu, bermain dengan layar yang lebih luas juga terasa lebih nyaman.
Uji Coba Kamera
Sebelum kita membahas foto dan video, seperti yang saya lihat pada Redmi G6 Ultra sebelumnya, menu-menu pada aplikasi kamera default sangat rapi. Sekarang, tampilannya lebih terstruktur dengan kotak-kotak, dan ada beberapa fitur baru yang menarik.
Misalnya, ada tombol shutter cheese (pengambilan gambar otomatis saat mengucapkan kata-kata tertentu) yang sekarang berpindah ke belakang. Selain itu, ada juga fitur motion tracking focus yang memungkinkan Anda untuk melacak subjek yang bergerak dalam kotak-kotak tersebut. Saya telah mencobanya sebanyak 5 kali.
Selanjutnya, jika Anda beralih ke mode video, ada fitur bernama "telepromter" yang memungkinkan Anda untuk mengatur jarak pandang foto. Anda dapat memilih mulai dari ultra-wide (0.6x), wide (1x), 2x zoom, 3.2x, hingga periskop (5x, 10x, 30x, dan maksimal 50x).
Hasilnya cukup baik mengingat jarak yang cukup jauh. Saat mengambil foto, Anda memiliki dua pilihan, yaitu Leica Vibrant yang memiliki warna lebih cerah dan tajam, serta Leica Authentic atau Classic yang cenderung lebih gelap. Saya pribadi lebih suka yang vibrant, dan tipis finger-vnyitnya juga membuatnya lebih nyaman.
Salah satu keuntungan layar lipat adalah kemampuan untuk melakukan selfie menggunakan kamera utama. Hasil foto selfie menjadi lebih bagus dan tampak lebih menarik. Bahkan saat merekam video, Anda dapat beralih lensa dari utama ke ultrawide.
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan mode makro dengan jarak yang sangat dekat. Saya mencobanya sebanyak 5 kali dan hasilnya sangat baik.
Tentang kemampuan video zoom, ponsel ini dapat mencapai zoom hingga enam kali. Menurut pendapat saya, gambar masih bisa diterima dengan baik.
BACA JUGA:Review Xiaomi Mix Fold 3 Ponsel Lipat Tertipis, Bandingkan dengan Spesifikasi Samsung Galaxy Fold 5