Selain itu, mereka sering mengenakan gaun jala yang panjang, menutupi tubuh dari perut hingga kaki, atau bahkan bisa saja tampil telanjang. Semua ini dilakukan untuk menarik perhatian laki-laki yang tertarik untuk menggunakan jasanya sebagai pekerja seks.
Mengapa pekerja seks di zaman Mesir kuno memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada pekerja biasa? Konon, pekerjaan mereka terkait dengan Dewi Bes dan Dewi Hathor. Dewi Bes adalah Dewi pesta, cinta, dan kecantikan, sementara Dewi Hathor adalah Dewi Langit, Cinta, kecantikan, keibuan, dan musik.
3. Alat Kontrasepsi Alami yang Menjijikan
Orang Mesir kuno memiliki kebiasaan yang unik namun efektif dalam mencegah kehamilan. Mereka menggunakan kotoran buaya sebagai metode pencegahan kehamilan yang, meskipun terdengar tidak biasa dan kurang higienis, ternyata efektif. Mereka akan memasukkan kotoran tersebut ke dalam vagina hingga mengeras.
Tujuannya adalah untuk menghambat sperma pria agar tidak dapat masuk. Selain itu, mereka juga mencampurkan madu dan daun akasia ke dalam kotoran tersebut. Madu berperan sebagai agen antimikroba yang membantu mencegah infeksi, sedangkan daun akasia menghasilkan asam laktat, yang merupakan bahan aktif dalam kontrasepsi modern.
Wanita Mesir kuno juga menggunakan spons yang direndam dalam cuka sebagai penghalang, serta untuk mengubah tingkat keasaman vagina sehingga tidak ramah bagi sperma.
BACA JUGA:Isi Injil Kuno Barnabas yang Ramalkan Islam dan Kemunculan Nabi Muhammad SAW
Namun, seberapa sering orang Mesir kuno menggunakan metode ini belum diketahui dengan pasti, seperti yang dikutip dari "Ancient Origins". Yang jelas, meskipun mereka sangat menghargai kehidupan, terkadang mereka juga memiliki pilihan dalam hal ini.
4. Bersetubuh dengan Hewan
Selain itu, hewan, terutama buaya, memainkan peran penting dalam kehidupan Mesir kuno, baik di dalam dan di luar kerajaan. Hewan-hewan ini bisa menjadi dewa peliharaan, simbol kesuburan, objek ketakutan, perlindungan, dan sumber keberuntungan.
Sebenarnya bukan menjadi rahasia umum lagi jika orang-orang Mesir kuno sering bersetubuh dengan hewan, tapi yang lebih gila lagi mereka bersetubuh dengan buaya Sungai Nil.
Mereka menggulingkan Buaya itu secara paksa lalu menyetubuhinya. Memua itu mereka lakukan karena katanya bisa membawa keberuntungan dan mampu membawa kemakmuran. menurut cerita mitologi setempat, hal tersebut merupakan salah satu bentuk persembahan kepada dewa buaya penunggu Sungai Nil. Dewa itu dinamakan Sebek (Xebec).
Mereka melakukan itu demi memuji Dewa penunggu Sungai Nil. Padahal menurut kepercayaan kita, sungai dan lembah adalah salah satu tempat tinggal favorit jin.
Pasti mereka terfitnah dan dibodohi oleh bangsa jin penunggu Sungai Nil. Peradaban Mesir Kuno memiliki kepercayaan yang unik mungkin terbilang aneh. Mereka beranggapan bahwa pasang surutnya aliran sungai Nil itu disebabkan oleh Dewa yang melakukan ejakulasi.
BACA JUGA:Menguak Lokasi dan Asal-Usul Kota Saranjana Melalui Sejarah Peradaban Nusantara
Oleh karena itu Firaun sebagai raja Mesir saat itu melakukan ritual dengan melakukan masturbasi di hadapan orang banyak. Dia memuaskan dirinya sendiri hingga orgasme di sungai Nil dengan tujuan selalu berkah dan air sungai Nil tidak pernah kering hal itu juga dilakukan untuk menghormati Dewa Atum, salah satu Dewa pemberi kepuasan pada seks menurut mitologi Mesir kuno.
5. Alam Semesta Berasal dari Ejakulasi Dewa
Penciptaan alam semesta adalah hasil dari masturbasi oleh Dewa Atum. Menurut mereka sebelum penciptaan alam semesta Dewa Atum adalah satu-satunya makhluk yang ada pada masa tertentu.