Mengenal Sejarah dan Sisi Gelap Indomie, Popularitas Mie Gaga Meroket

Kamis 31-08-2023,14:36 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

BACA JUGA:Ini Rahasia Orang Korea, Jepang dan China Tetap Sehat, Meski Tiap Hari Makan Mie

Bagi Djajadi dan keluarganya, telur ayam rebus dianggap mewah. Awalnya sebagai wiraswasta, pada 1964 ia memulai bisnis bersama 4 rekannya, sesama Tionghoa Medan, yaitu Wahyu, Juandi, Ulung Sunjaya, dan Pandi Kusuma.

Mereka mendirikan "Jangkar Jati Group," sebuah firma yang fokus pada distribusi barang. Kemudian firma ini berganti nama menjadi PT Wicaksana Overseas Internasional dan merambah ke berbagai bidang bisnis lain.

Sudono Salim Diduga Memalsukan Kepemilikan Saham Indomie

Setelah mendirikan PT Indofood International Corporation pada 1993, kepemilikan saham Perusahaan ini secara tiba-tiba beralih ke Salim Group. Beredar kabar bahwa Sudono Salim memaksa Djajadi untuk menjual sahamnya dengan harga rendah, bahkan di bawah rata-rata.

Akibatnya, PT Wicaksana milik Jayadi ditarik dari statusnya sebagai distributor PT Indofood, dan digantikan oleh anak usaha Salim, yakni Indomarco Adi Prima. Sejak saat itu, Indomie secara efektif jatuh ke tangan Salim Group.

Dengan perkiraan keuntungan rata-rata produk sekitar 5 triliun Rupiah per tahun sejak 1993, Salim Group memperoleh total sekitar 150 triliun Rupiah dari penjualan Indomie.

Terjadinya konflik antara kedua konglomerat ini tidak berakhir di sini. Pada 17 Desember 1998, Djajadi merasa bahwa Sudono tidak lagi memiliki dukungan setelah lengsernya Soeharto dari jabatan. Ia menggugat Indofood ke pengadilan.

BACA JUGA:Menguak Fakta Seputar Mie Instan dari Sejarah hingga Perannya dalam Menyelamatkan Dunia

Ia merasa terpaksa menjual sahamnya dengan harga rendah dan menuduh Salim telah memalsukan kepemilikan sahamnya agar semakin kecil. Djajadi juga mengungkapkan bahwa semula ia hanya ingin melepas 42,5% saham Sanmaru Foods kepada PT Indofood.

Tetapi dalam kesepakatan tersebut terdapat klausul yang mewajibkannya menjual 11 merek makanan kepada PT Indofood dengan harga rendah, termasuk Indomie. Namun, gugatan tersebut tidak berhasil, dan Djaja kalah dalam sidang banding di Mahkamah Agung.

Kabar Sisi Gelap Produk Indomie kembali Viral

Terakhir, pada April 2023, saham Indomie tiba-tiba mengalami penurunan. Pergerakan saham Indomie yang lesu disebabkan oleh temuan zat berbahaya dalam produknya, yaitu pada varian rasa ayam spesial dan mie kari putih.

Departemen Kesehatan Taiwan mengungkapkan bahwa kandungan tersebut adalah etilen oksida, senyawa kimia yang dapat menyebabkan kanker kelenjar getah bening (limfoma) dan kanker darah (leukimia).

Situasi ini semakin rumit saat seorang kreator video di media sosial membuat konten yang menceritakan Djajadi Djaja sebagai pencipta awal Indomie yang dicurangi oleh rekannya sendiri. Unggahan video itu pun menjadi viral.

Akibatnya, Indomie kehilangan konsumennya, sementara popularitas Mie Gaga meroket. Bahkan, beberapa kreator konten mukbang menggunakan mie Gaga dalam video mereka. Terutama Tanboy Kun yang menjadi duta merek Mie Gaga 100 ekstra pedas habanero level 7 pada akhir tahun 2022.

Di media sosial, terutama TikTok, banyak postingan membandingkan mie Gaga dan Indomie. Banyak netizen mendukung mie Gaga dengan alasan rasanya lebih enak dan berbeda dari Indomie. Beberapa bahkan mengajak orang untuk beralih menjadi penggemar Mie Gaga setelah mengetahui kontroversi Indomie yang baru-baru ini terungkap.

Kategori :