Setelah membahas pro dan kontra mie instan dari segi kesehatan, mari kita lihat dari sisi ekonomi dan sosial. Mie instan sebenarnya dapat menjadi penyelamat bagi banyak orang seperti yang telah saya bahas sebelumnya. Meskipun harganya terjangkau, ternyata mie instan mengandung karbohidrat yang cukup serta beberapa mikronutrien lainnya.
Yang menarik, mie instan juga dapat membantu mengurangi risiko stunting pada anak-anak Indonesia melalui berbagai macam fortifikasi dalam produknya. Stunting adalah kondisi pertumbuhan yang melambat pada anak-anak, sehingga menyebabkan tinggi badan mereka tidak sesuai dengan usianya. Jadi, dengan mempertimbangkan pro dan kontra ini, mie instan memiliki nilai yang sepadan.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan dalam hal gizi, namun dengan berbagai rasa, kemasan yang menarik, dan kemudahan dalam proses pembuatannya, inovasi dari Jepang ini memang patut mendapat apresiasi.
BACA JUGA:Fenomena Makan Mie Pakai Nasi: Kelezatan Kombinasi yang Membuat Lidah Bergoyang di Indonesia
Sekarang, bagaimana kesimpulannya, apakah mie instan baik atau buruk? Sebenarnya, masing-masing dari kita dapat menyimpulkan sendiri. Namun, satu hal yang sepertinya kita semua setuju adalah bahwa apapun jika dikonsumsi secara berlebihan pasti tidak baik.
Kami tidak akan melarang siapa pun untuk mengonsumsi mie instan, karena sebagian besar orang masih sangat membutuhkan bahan makanan ini. Menurut kami, tidak masalah jika kita ingin menjadikan mie instan sebagai bagian makanan sehari-hari, selama kita tetap memperhatikan kesehatan kita dengan bijak. Setiap individu memiliki kondisi fisik yang berbeda-beda.
Ada yang baik-baik saja, sementara ada yang mungkin memiliki sensitivitas terhadap makanan tertentu. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memiliki kesadaran akan manfaat dan risiko yang terkait.
Meskipun pasti ada aspek positif dan negatif, kita memiliki kebebasan untuk memilih apa yang ingin kita konsumsi. Dalam hal mengonsumsi mie instan, kita bisa memilih opsi yang mungkin lebih baik.