Karena dalam situasi darurat seperti kelaparan atau bencana, sangat penting bagi orang-orang untuk mendapatkan makanan dengan cepat dan tanpa hambatan. Dan yang lebih luar biasa lagi, harapannya adalah bahwa ciptaannya ini dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi masalah kelaparan global, mengingat kesedihannya terhadap kenangan masa-masa setelah perang.
Kehadiran kelaparan yang melanda di mana-mana, pasokan makanan yang langka, dan saat ada, orang harus mengantri dengan susah payah - semuanya itu menginspirasi Momofuku Ando untuk menciptakan solusi ini.
Setelah berbagai percobaan selama satu tahun, Ando mengalami kesulitan. Namun, keberuntungan datang secara tak terduga saat dia menyaksikan istrinya menggoreng tempura. "Hei!" pikirnya, "Makanan dengan tekstur kenyal saat digoreng ternyata bisa menjadi kering dan tahan lama."
"Namun saat diberi air, kembali menjadi kenyal." Inilah titik inspirasinya. "Jadi, proses pembuatan makanan yang saya ciptakan harus mentah, digoreng terlebih dahulu, kemudian direbus untuk mendapatkan tekstur kenyal. Dengan tambahan bumbu, rasanya pasti enak," begitu pikir Ando.
Akhirnya, Ando memutuskan untuk menciptakan ramen, yang merupakan comfort food khas Jepang. Menurutnya, jika orang bersedia mengantri lama untuk sepiring ramen, pasti mie instan akan memberikan bantuan besar.
Demikianlah, pada tahun 1958, lahir ramen pertama atau mie instan pertama yang diberi nama chikin ramen dengan rasa ayam. Singkat cerita, bertahun-tahun setelah terciptanya mie instan, Ando menyadari bahwa kenyataannya tidak semudah dan sepraktis yang dibayangkan.
Terutama bagi para pekerja di Jepang yang memiliki waktu istirahat yang terbatas. Mereka harus menyediakan mangkuk sendiri sebagai wadah, yang dalam beberapa situasi menjadi tidak praktis.
Pada tahun 1971, Ando kembali menciptakan inovasi baru, yaitu mie instan dalam cup, yang jauh lebih praktis daripada kemasan mie instan sebelumnya. Dengan penggunaan mangkuk atau cup, kemudahan tetap terjaga dan rasanya tetap lezat.
Inovasi Ando berhasil meraih kesuksesan di pasar. Mie instan yang awalnya hanya dijual di Jepang, kemudian mulai merambah pasar Amerika dan negara-negara lain. Awalnya, harganya cukup mahal, namun seiring dengan meningkatnya permintaan, harganya turun.
Pada akhirnya, cita-cita Ando tercapai. Mie instan menjadi salah satu penyelamat bagi mereka yang berada dalam situasi darurat, baik dalam kondisi perang, bencana alam, maupun saat kita sedang mengalami kesulitan keuangan.
Peran Mie Instan dalam Kemajuan Pangan Dunia
Seberapa besar dampak mie instan dalam menyelamatkan dunia? Menurut World Instant Noodles Association, sebuah organisasi yang mewakili perusahaan-perusahaan mie instan, mereka mengumumkan pada Januari 2021 bahwa telah mengirimkan 6,8 juta porsi mie instan ke daerah-daerah terdampak bencana di seluruh dunia.
Ini memiliki dampak yang signifikan. Secara bertahap, mie instan terus mengalami perkembangan dan telah menjadi makanan enak, praktis, dan populer seperti yang kita kenal sekarang. Bahkan, setiap tahunnya lebih dari 300 varian rasa mie instan baru muncul di Jepang.
Hal serupa juga dapat ditemukan di Indonesia. Banyak perusahaan yang mengeluarkan berbagai rasa unik sesuai dengan preferensi lokal. Misalnya, rasa pedas. Banyak pilihan rasa pedas yang dapat ditemukan dalam produk mie instan di Indonesia.
Contoh nyata adalah mie yang menghadirkan dua varian tingkat kepedasan. Yaitu mie goreng level 15 dan kuah ramen level 30. Pilihan antara mie goreng dan mie kuah bisa menjadi pilihan pribadi. Setiap pilihan punya penggemarnya.
Itulah salah satu alasan mengapa mie instan begitu dicintai oleh banyak orang. Ragam rasa yang ditawarkan memungkinkan makanan ini disesuaikan dengan selera dan preferensi lokal, termasuk di Indonesia yang dikenal memiliki budaya makanan pedas.