BANDUNG - Warga Bandung, khususnya yang tinggal di wilayah Gegerkalong Bandung sedang dihebohkan oleh video viral yang mencurigakan terkait dugaan aliran sesat yang terjadi belum lama ini.
Video dugaan aktivitas aliran sesat tersebut menjadi perhatian setelah akun Twitter @txtdaribandung membagikan tangkapan layar imbauan dari sebuah grup Whatsapp.
Isi imbauan tersebut menyarankan agar warga di sekitar Gegerkalong untuk meningkatkan kewaspadaan saat berada di luar rumah karena ada laporan tentang kerumunan yang disebabkan oleh kelompok aliran sesat.
Lebih lanjut, dalam imbauan tersebut juga disebutkan bahwa peristiwa serupa yang mencurigakan pernah terjadi di masa pandemi.
“Dihimbau untuk para warga Gegerkalong (khususnya dari pertigaan KPAD sampai geger Arum) untuk tetap berhati-hati jika keluar, dikarenakan malam ini sedang terjadi lagi keramaian aliran sesat yang udh pernah terjadi sebelum covid. Maka dari itu sekarang banyak para polisi beserta jajarannya sedang berjaga di wilayah tersebut," tulis pesan tersebut dikutip dari Intipseleb pada Sabtu, 29 Juli 2023.
BACA JUGA:Dugaan Praktik Aliran Sesat Syiah di Gegerkalong Bandung Menjadi Sorotan di Media Sosial dan Publik
Dalam video pemujaan yang diduga merupakan aksi dari aliran sesat di wilayah Gegerkalong Bandung, terlihat sekelompok orang tengah melakukan aktivitas di dalam sebuah ruangan.
Meskipun tidak dapat dipastikan dengan jelas apa yang sedang dilakukan, yang terlihat jelas adalah mereka sedang menari di ruangan tersebut.
Melansir laporan dari tvOnenews, orang-orang yang berada dalam bangunan tersebut diduga merupakan jamaah Kabuyutan Gegerkalong Girang yang sedang merayakan hari Asyura.
Warga sekitar tidak menerima kehadiran sekelompok jamaah Kabuyutan Gegerkalong Girang yang melaksanakan perayaan di sana.
Pada Sabtu, 29 Juli lalu, aksi protes warga diabadikan dalam sebuah video amatir yang diunggah oleh akun Instagram @infojawabarat.
Dalam video tersebut, seorang perwakilan warga menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap jamaah Kabuyutan Gegerkalong Girang, yang diduga melakukan tindakan kesyirikan atau menyimpang dari ajaran Islam dan merusak kebudayaan Sunda.
Warga berpendapat bahwa kehadiran jamaah tersebut mengancam kelestarian kebudayaan Sunda dan menyebarkan ajaran-ajaran menyimpang di tengah masyarakat setempat.
Ketika dikonfirmasi, Kapolsek Sukasari, Kompol Muhammad Darmawan, menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak ingin terburu-buru dalam menilai apakah aliran tersebut sesat atau tidak. Ia hanya menyatakan bahwa unjuk rasa warga berlangsung secara kondusif dan tertib.
"Kami hanya menjaga kondusifitas dan alhamdulilah (kondusif) saat malam satu suro itu. Soal aliran itu tidak bisa mengatakan apapun karena domainnya bukan kepolisian," kata Kapolsek Sukasari kepada wartawan, Sabtu (29/7) malam.