Mengenal Lebih Dekat Mengenai Penyakit SIFILIS : Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegaha

Rabu 14-06-2023,08:47 WIB
Editor : Syahbana

 

Belakangan ini masyarakat kita tengah berfokus pada penyakit yang prevalensi nya sangat meningkat di Provinsi Jawa Barat yakni penyakit Sifilis. Provinsi Jabar dari data menduduki peringkat kedua setelah Provinsi Papua. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menurunkan angka kejadian dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan serta pengobatan yang maksimal.

 

Keberhasilan dalam menurunkan angka kejadian sifilis sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini. Dengan kata lain masyarakat harus paham dulu mengenai penyakit sifilis. Untuk itu mari kita simak penjelasan tentang penyakit Sifilis di bawah ini.

 

Sifilis adalah infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui hubungan seksual. Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak menimbulkan rasa sakit, biasanya pada alat kelamin, rektum atau mulut.

 

Sifilis menyebar dari orang ke orang melalui kulit atau kontak selaput lendir dengan luka ini. Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap berada di tubuh penderita selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali.

 

Sifilis dini dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Tanpa pengobatan, sifilis dapat sangat merusak jantung, otak, atau organ lainnya, dan mengancam jiwa. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi yang belum lahir. Di Indonesia, penyakit sifilis juga kerap disebut sebagai penyakit raja singa.

 

Tahapan dan Gejala Sifilis

Penyakit Sfilis berkembang secara bertahap dan gejalanya bervariasi pada setiap tahapannya. Tetapi, tahapannya mungkin bisa tumpang tindih dan gejala tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama. Seseorang bisa jadi terinfeksi sifilis dan tidak merasakan gejala apa pun selama bertahun-tahun dan saat dia melakukan aktivitas seksual, penyakit ini ditularkan kepada pasangannya.

Berikut ini adalah penjelasan tahapan dan gejala sifilis yang dapat diketahui:

1. Sifilis primer

Tanda pertama sipilis adalah luka kecil yang disebut chancre. Rasa sakit dapat muncul di tempat bakteri masuk ke tubuh. Kebanyakan orang hanya memiliki satu chancre, namun pada beberapa orang memiliki beberapa chancre. Chancre biasanya berkembang sekitar tiga minggu setelah terpapar. Banyak orang yang menderita sifilis tidak memperhatikan chancre karena biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, dan mungkin tersembunyi di dalam vagina atau rektum. Chancre akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu tiga hingga enam minggu.

2. Sifilis sekunder

Beberapa minggu setelah penyembuhan chancre awal, penderita mungkin giliran mengalami ruam yang dimulai di salah satu bagian tubuh, tetapi pada akhirnya bisa menutupi seluruh tubuh, bahkan sampai telapak tangan dan telapak kaki. Ruam ini biasanya tidak gatal dan bisa disertai dengan luka seperti kutil di mulut atau area genital. Pada tahap sifilis ini, beberapa orang juga dapat mengalami sejumlah gejala, seperti: Kerontokan rambut, Nyeri otot, Demam, Sakit tenggorokan, Pembengkakan kelenjar getah bening, Berat badan berkurang. Tanda dan gejala sifilis tersebut bisa hilang dalam beberapa minggu atau berulang kali datang dan pergi selama setahun.

3. Sifilis laten

Jika penderita tidak dirawat karena sifilis, penyakit ini bisa berpindah dari stadium sekunder ke stadium tersembunyi (laten), saat mereka tidak memiliki gejala. Tahap laten bisa berlangsung bertahun-tahun hingga berlanjut menjadi sifilis tersier.

4. Sifilis tersier

Sekitar 15-30 persen orang yang terinfeksi sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sifilis lanjut (tersier). Pada stadium lanjut, penyakit sifilis antara lain dapat merusak otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang dan persendian. Masalah ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi asli yang tidak diobati.

 

Penyebab sifilis

Penyebab sifilis adalah bakteri yang disebut Treponema pallidum. Rute penularan yang paling umum adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.

Bakteri masuk ke tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit atau selaput lendir. Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan terkadang pada periode laten awal. Lebih jarang, sifilis dapat menyebar melalui kontak langsung yang tidak terlindungi dengan lesi aktif (seperti saat berciuman) atau melalui ibu yang terinfeksi ke bayinya selama kehamilan atau persalinan (sifilis kongenital). Perlu diingat, sifilis tidak dapat ditularkan melalui toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, atau dari gagang pintu, kolam renang maupun bak air panas. Setelah sembuh, sifilis tidak akan kambuh dengan sendirinya. Namun, seseorang dapat terinfeksi kembali jika bersentuhan dengan luka sifilis orang lain.

 

Faktor risiko sifilis

Seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami sifilis jika:

Melakukan hubungan seks tanpa kondom, Berhubungan seks dengan banyak pasangan, berhubungan seks antara  pria yang berhubungan seks dengan pria Terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS

 

Komplikasi sifilis

Tanpa pengobatan, sifilis dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh. Sifilis juga meningkatkan risiko infeksi HIV dan bagi wanita, dan dapat menimbulkan masalah selama kehamilan. Perawatan dapat membantu mencegah kerusakan di masa mendatang, tetapi tidak dapat memperbaiki atau mengembalikan kerusakan yang sudah terjadi. Berikut ini beberapa kemungkinan komplikasi sifilis yang dapat terjadi:

1. Benjolan kecil atau tumor / gumma, benjolan ini dapat berkembang di kulit, tulang, hati, atau organ lain pada tahap akhir sifilis. Gumma biasanya hilang setelah pengobatan dengan antibiotik.

2. Masalah neurologis

Masalah pada sistem saraf dapat terjadi, seperti : Sakit kepala, Stroke, Meningitis, Kehilangan pendengaran, Masalah penglihatan, termasuk kebutaan, Demensia, Hilangnya rasa sakit dan sensasi suhu Disfungsi seksual pada pria (impotensi) Inkontinensia kandung kemih

3. Masalah kardiovaskular

Dapat menyebabkan pembengkakan (aneurisma) dan radang aorta, yakni arteri utama tubuh dan pembuluh darah lainnya. Sifilis juga dapat merusak katup jantung.

4. Infeksi HIV

Penderita sifilis atau masalah kelamin lainnya diperkirakan memiliki risiko 2-5xi lipat untuk tertular HIV.

Luka sifilis dapat berdarah dengan mudah, memberikan cara mudah bagi HIV untuk memasuki aliran darah selama aktivitas seksual.

5. Komplikasi kehamilan dan persalinan

Wanita hamil dapat menularkan sifilis ke bayinya. Sifilis kongenital sangat meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, atau kematian bayi baru lahir dalam beberapa hari setelah lahir.

 

Diagnosis sifilis

Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan tes darah dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Jika ada luka, sampel dari luka dapat diambil untuk diperiksa apakah ada bakteri sifilis.

Jika dokter menduga bahwa Anda mengalami masalah sistem saraf karena sifilis tersier, akan dilakukan pemeriksaan yang disebut lumbar puncture atau spinal tap dimana cairan tulang belakang dikumpulkan untuk diuji apakah ada bakteri sifilis.

Pada ibu hamil, biasanya dokter akan melakukan screening untuk sifilis karena bakteri dapat berada di tubuh Anda tanpa disadari. Screening ini untuk mencegah janin terinfeksi sifilis kongenital sebab sifilis kongenital dapat menyebabkan kerusakan parah pada bayi baru lahir dan bahkan bisa berakibat fatal.

 

Pengobatan Sifilis

Sifilis primer dan sekunder dapat diobati dengan suntikan penisilin. Penisilin adalah salah satu antibiotik yang paling banyak digunakan dan biasanya efektif dalam mengobati sifilis.

Orang yang alergi terhadap penisilin kemungkinan akan diobati dengan antibiotik yang berbeda, seperti: Doksisiklin, Azitromisin, atau Ceftriaxone

Untuk penderita neurosifilis, dibutuhkan rawat inap agar dapat menyuntikkan penisilin selama beberapa hari, namun kerusakan akibat sifilis lanjut tidak dapat diatasi. Bakteri dapat dimatikan, tetapi pengobatan kemungkinan besar akan berfokus pada mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan. Selama perawatan, pasien dilarang melakukan kontak seksual sampai semua luka di tubuh sembuh.

Jika mereka aktif secara seksual, pasangannya juga harus mendapatkan perawatan. Jangan melanjutkan aktivitas seksual sampai penderita dan pasangannya menyelesaikan perawatan.

 

Pencegahan Sifilis

Cara terbaik untuk mencegah sifilis adalah dengan melakukan seks aman yaitu tidak berganti-ganti pasangan, gunakan kondom pada semua jenis kontak seksual, Lakukan screening untuk penyakit menular seksual (PMS) dan bicarakan dengan pasangan tentang hasilnya. Selain itu, hindari berbagi jarum suntik bersama jika Anda menggunakan obat suntik, karena sifilis juga dapat menular melalui jarum suntik bersama.

Demikianlah sedikit ulasan mengenai sifilis. Segera Konsultasikan kepada Dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan atau lakukanlah pemeriksaan berkala jika Anda merasa memiliki resiko terkena sifilis. Semoga bermanfaat. (dr Widya MKM)

Kategori :