“ketersediaan lahan masih menjadi kendala utama sehingga belum mampu untuk menyediakan taman tematik yang merata di seluruh wilayah Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung perlu melakukan inovasi dalam mengatasi kendala ketersediaan lahan, seperti yang telah dilakukan dalam mengatasi kendala keuangan dan SDM sehingga taman tematik dapat dijangkau secara merata oleh masyarakat Kota Bandung,” jelasnya, diakses Rabu 24 Mei 2023.
Meski penelitian ini dilakukan pada tahun 2018 akan tetapi menjelaskan juga bagaimana Kota Bandung sebagai besar yang menunjukkan perhatiannya pada ruang terbuka hijau (RTH), berdasarkan RTRW Kota Bandung, di masa akan datang diarahkan menjadi green city.
“Kemunculan taman-taman tematik juga memiliki tujuan untuk mewujudkan kota Bandung sebagai livable and lovable city dan meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat dengan membuat mereka dapat pergi keluar rumah untuk menikmati ruang terbuka publik,” tegasnya.
Kehadiran ruang terbuka hijau (RTH) yang begitu merata memang sangat diperlukan di Kota Bandung, untuk mengatasi udara Bandung yang kian hari kian memburuk. Indeks kualitas udara (AQI) dan polusi udara di Kota Bandung sendiri pada Rabu 24 Mei 2023 diakses dari website iqair.com berada pada Konsentrasi PM2.5, angka tersebut 12.5 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Sementara itu, pada beberapa waktu yang lalu, Pelaksana tugas harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema mengajak warga Kota Bandung untuk memelihara seluruh taman yang ada. Salah satunya dengan membangun penerangan di taman agar tidak terjadi kriminalitas.
"Sekarang saya upayakan bagaimana mengoptimalkan penerangan di taman. Saya tidak ingin ada lagi kejadian kriminal," tuturnya, dalam pers rilis Jumat 28 April 2023.
"Infrastruktur, keamanan, ketertiban itu adalah urusan wajib layanan dasar yang harus kita hadirkan dan itu menjadi hak rakyat," tandasnya**(mal)