BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sepertinya tidak bisa tutup mata dengan kondisi warga Jabar yang kini sedang dihantui dengan penyakit gagal ginjal akut.
Pemprov disebut tengah merencanakan pembentukan tim khusus atau Tim koordinasi dalam mengantisipasi sebaran kasus gagal ginjal akut progresif di masyarakat.
Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, bahwa pembentukan tim tersebut nantinya akan bertugas untuk memenangkan masyakarat akibat adanya penyakit gagal ginjal akut progresif yang saat ini masih menghantui.
"Saya tugaskan untuk mengkomunikasikan, menenangkan warga, bahwa negara sekarang hadir. Dan yang kedua sedang mencari jawaban hakiki (penyebabnya)," kata Emil sapaan akrabnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (24/10)
Emil mengungkapkan, penyebab dari penyakit tersebut masih dalam penelitian tim ahli. Sehingga, sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti.
"Jadi ini (gagal ginjal akut progresi) kaya Covid (19). Kalau ada fenomena baru kita tidak bisa berkesimpulan. Jadi ini masih diteliti. Negara bisa hadir. Jadi edukasi dan sosialiasi," ucapnya
Tak hanya itu, adanya sebaran kasus yang terus mengalami penambahan telah membuat dirinya merasa khawatir.
"Saya juga punya anak namanya Arka (Anak bungsunya) yang sekarang usia masuk (berpotensi). Jadi Pak Gub (Gubenur) juga atensi banget (dalam antisipasi sebaran) karena bayi saya menjadi objek si isu tersebut (gagal ginjal akut progresif)," ungkapnya
Sehingga dengan adanya hal tersebut, Emil meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir dan tetap mengikuti anjuran pemerintah selama penelitian penyebab dari kasus tersebut.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa barat mencatat ada 25 kasus gagal ginjal akut progresif. Bahkan 21 diantaranya berada di wilayah Kota Bandung.
"Sampai saat ini yang kami dapatkan untuk yang dirawat paling banyak itu ada di Kota Bandung dengan angka 21 (kasus). meninggalnya ada 15 untuk di Jabar. Jadi case fatality rate nya ada di 60 persen," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, Jum'at (21/10) kemarin
(San).