BANDUNG BARAT– Seorang siswa dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Cipongkor, bernama Muhammad Fahmi (14), mengaku resah dan khawatir dengan bangunan rusak di tempatnya belajar.
Fahmi takut, sewaktu-waktu dia dan temannya melintas di bangunan yang rusak tersebut akan mengalami hal yang mengerikan.
"Setelah jam sekolah selesai tidak sedikit teman-teman termasuk saya yang suka melintas bangunan yang rusak ini," ucap Fahmi, ditemui Jabarekspres di sela jam belajar usai pada Selasa (06/09/22).
Bangunan SMPN 1 Cipongkor diketahui mengalami kerusakan pada tiga bangunan, yakni ruang kelas, satu perpustakaan, dan satu ruangan aula.
Bangunan yang mengalami rusak parah tersebut sudah berdiri sekitar sejak 1982. Kerusakan yang terjadi pada banguanan tersebut meliputi bagian atap-atap plafon dan kayu penyangganya sudah mulai lapuk.
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Cipongkor, Deni Jamaluddin, mengatakan tiga ruangan kelas sudah mengalami kerusakan bertahun-tahun, tidak lagi digunakan proses belajar mengajar, terakhir dipakai tahun 2019.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada anak-muridnya
"Sementara siswa-siswi belajar di tempat yang aman, karena khawatir sewaktu-waktu bangunan ambruk. Sedangkan ruangan aula dipakai untuk pertemuan dengan orangtua murid, perpustakaan juga masih dipakai karena seluruh ruangan penuh digunakan KBM," kata Deni.
Deni menjelaskan, pihak sekolah hanya mampu mampu membetulkan atap 3 ruangan kelas yang bocor. Harapnya, dinas terkait dapat segera memperbaiki 3 ruangan kelas dapat segera diperbaiki dan melakukan verifikasi 5 ruangan yang rusak beberapa waktu lalu.
"Kami hanya bisa menunggu. Harapanya secepatnya, agar proses KBM lancar. Karena kami khawatir juga dengan kondisi seperti ini," ujar Deni.
Selain permasalahan bangunan yang rusak hebat, penurunan jumlah siswa dialami oleh SMPN 1 Negeri yang bersaing dengan sekolah swasta.
"jumlah siswa mengalami sedikit penurunan, karena saat ini di wilayah sini cukup menjamur sekolah swasta dan tahun ini jumlah murid menurun" ucap Deni. (Mg1)