BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan imunisasi anak capai 100 persen pada BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) Agustus 2022. Percepatan ini merupakan upaya dari tertundanya pemenuhan imunisasi anak pada saat pandemi melanda.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana, mengungkap, dengan imunisasi lengkap bisa menopang tingkat kesehatan anak-anak di Kota Bandung. Terlebih, harus lebih waspada dengan hadirnya virus covid.
“Imunisasi dan vaksinasi itu kan ikhtiar kita mengatasi berbagai penyakit. Baik yang menular maupun tidak menular. Yang pasti di saat sekarang kan virus segera bermutasi jadi harus kita tanggulangi lewat proses vaksinasi atau imunisasi,” ujarnya saat meninjau Pelaksanaan BIAN di Kelurahan Kebon Gedang, Kota Bandung, Kamis (11/8).
Di tempat yang sama, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, saat ini persentase pemenuhan BIAN di Kota Bandung berada di angka 22,12 persen.
“Untuk mengejar target 100 persen, kami akan mendongkrak secara intens pelaksanaan imunisasi di minggu kedua dan ketiga. 22,12 persen itu mencakup semua jenis imunisasi,” terangnya
Sementara itu, Lurah Kebongedang, Yusuf Firmansyah mengatakan, untuk bisa mengoptimalkan kinerja posyandu yang multifungsi dan terintegrasi, perlu adanya kolaborasi pentahelix.
"Kolaborasi antara akademisi, perusahaan, pemerintah, media, dan komunitas untuk mewujudkan posyandu juara multifungsi," kata Yusuf.
Posyandu multifungsi, kata dia, merupakan posyandu tribina keluarga, yakni bina balita, remaja, dan lansia. Beberapa kegiatannya antara lain imunisasi lengkap, pola asuh anak remaja (PAAR), senam ibu hamil, serta pengecekan tensi dan gula darah untuk lansia.
"Untuk mewujudkan ini semua, kami bekerja sama dengan Baznas Kota Bandung dan Stikes Dharma Husada sebagai bentuk pengabdian masyarakat dari tridharma perguruan tinggi," ungkapnya.
Dia menambahkan, program yang sedang difokuskan di posyandu tersebut adalah penurunan angka stunting. Sebab Kelurahan Kebon Gedang termasuk dalam wilayah intervensi penurunan angka stunting di Kota Bandung.
Inovasi dan kolaborasi yang telah pihaknya lakukan, antara lain Gumeulis (gerakan menciptakan lingkungan sehat), Kang Ibing (gerakan berbagi untuk stunting), LA (lembur asih), Jumpalit (jumpa balita), dan Getar (gerakan tanpa rokok).
"Pada 2020 kauss stunting di wilayah kami sebanyak 154 kasus. Berkat kolaborasi, sekarang hanya tersisa belasan. Mudah-mudahan 2023 target saya Kebongedang bisa bebas dari stunting," tandasnya. (Arv)