Radarjabar.disway.id, BANDUNG – Kementerian Kesehatan telah membagikan stok vaksin ke seluruh Indonesia per Jumat (29/7) untuk para tenaga kesehatan untuk menerima vaksin booster tahap dua.
Meski begitu, Dinas Kesehatan Kota Bandung belum menerapkan program vaksinasi ini dan tengah menyusun petunjuk teknis (juknis) dan persiapan logistik.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Ira Dewi Jani, mengatakan bahwa merujuk pada surat edaran Dirjen P2P regimen dosis (pemberian obat yang tepat) harus dipersiapkan dengan matang.
“Kalau dosis satu dua, apalagi yang belum vaksin ya pakai aja yang ada, ya. Tapi ini, kan, harus lihat dosis ketiga-nya dulu karena enggak bisa semua jenis vaksin dipakai, dalam edarannya itu dijelaskan misalnya kalau dosis ketiganya Moderna maka keempatnya harus Moderna juga. Jadi, kan, kalau dulu kan yang ada aja, tapi sekarang harus lihat dulu mana yang Moderna, mana yang Pfizer, untuk disesuaikan dengan logistik yang ada sekarang,” ujarnya saat dihubungi, Senin (1/8).
Dinkes menyasar sekitar 20.000 tenaga kesehatan untuk menerima vaksin booster keempat ini. Sementara itu, tenaga kesehatan yang menerima vaksin dosis satu dan dua di Kota Bandung sudah mencapai angka 37.000-38.000 jiwa.
Ira mengatakan bahwa pusat sudah memberi arahan namun ketersediaan logistiknya harus diperhitungkan. Karena baru-baru ini pihak Dinas Kesehatan tengah mengejar dosis booster satu sehingga alokasi fokus dan dana teralihkan kepada optimalisasi vaksin dosis tiga.
“Baru turun ini (anjuran booster kedua) dengan regimen yang ditentukan jadikan harus kitta hitung lagi, dan menunggu ketersediaan logistik juga, jadi harus rapat dulu dan dihitung lagi,” jelasnya.
Dia menegaskan, vaksin ketiga masih tetap menjadi fokus Dinas Kesehatan, meski harus mengejar vaksin tahap empat. Alokasi logistik booster, ucapnya, tidak boleh sembarangan karena ketersediaan vaksin dosis keempat harus menyesuaikan dengan vaksin dosis ketiga.
Saat ini Kota Bandung sudah mencapai persentase vaksin booster di angka 38 persen dan rutin melakukan sosialisasi untuk mencapai targer 50 persen pada akhir Agustus. Kerja sama lintas program, lintas sektor, tutur Ira, selalu digencarkan.*** (Arv)